LETTO on Facebook

Sebelum Cahaya (Video Clip)

Friday, August 31, 2007

Promo Radio Letto


hari kamis (30.08.2007), seharian letto ngadain promo di radio, pagi hari di radio delta fm kawasan ratu plaza jakarta, siang hari ampe malam di radio grup mra media di kawasan sarinah building. Jam 9an meraka live di jaringan delta fm seluruh indonesia di acaranya shahnaz haque – indonesiasiesta, interview plus nyanyi akustik.

siang hari dah on air lagi dari lantai 8 sarinah, mulai dari trax fm trus dilanjut tapping buat trax fm juga. sore hari kebetulan gw ada acara di kawasan sudirman-tamrin juga, sekalian aja nyamperin mereka yang lagi on air di cosmopilitan fm. di cosmopolitan fm mereka juga bawain lagu secara akustik selain interview ama dj. moza.

magrib acara udahan, mereka ngrokok dulu sebelum pulang plus ngobrol2, kebetulan ivan gunawan juga abis siaran gantiin iwet ramadhan dan ikutan nyamperin di ruang asap. ivan gunawan banyak komentar tentang penampilan letto di trans tv saat 17an kemarin yang live dari atap menara bank mega yang sebenernya emang bagus banget.

sehari sebelumnya gw juga nyamperin mereka saat tampil ngisi acara pensi teen yang diadain majalah teen di kawasan mardiyuana bogor. Penampikan mereka berikutnya yang live nanti hari sabtu malam jam 9 tanggal 1 september.2007 di kawasan atrium citos di acaranya bank bni.

written by: tamtomo
jakarta, 30.08.07 20:00

Sebelum Cahaya (Video Live & Lyric)



Ku teringat hati
yang bertabur mimpi
kemana kau pergi cinta

Perjalanan sunyi
yang kau tempuh sendiri
kuatkanlah hati cinta

Chorus:
Ingatkan kau kepada
embun pagi bersahaja
yg menemanimu
sebelum cahaya
ingatkan kau kepada
angin yg berhembus mesra
yang kan membelaimu cinta

Kekuatan hati
dan berpegang janji
genggamlah tanganku cinta
ku tak akan pergi
meninggalkanmu sendiri
temani hatimu cinta

Thursday, August 30, 2007

Permintaan Hati (Video Live & Lyric)


Terbuai aku hilang
Terjatuh aku dalam
keindahan penantian
terucap keraguan
yang bimbang
yang tehalang
kepastian cinta

Aku hilang
aku hilang

Tersabut kabut malam
terbiasnya harapan
yang tersimpan sejuta bertuan
terasa kerinduan hati yang bimbang
yang terhempas kepastian cinta

Dengarkanlah permintaan hati
yang teraniaya sunyi
dan berikanlah arti pada
hidupku yang terhempas
yang terlepas pelukanmu
bersamamu dan tanpamu aku hilang selalu

Aku hilang
aku hilang

Tersabut kabut malam
terbiasnya harapan
yang tersimpan sejuta bertuan
terasa kerinduan hati yang bimbang
yang terhempas kepastian cinta

Dengarkanlah permintaan hati
yang teraniaya sunyi
dan berikanlah arti pada
hidupku yang terhempas
yang terlepas pelukanmu
bersamamu dan tanpamu aku hilang selalu
bersamamu dan tanpamu aku hilang selalu

Tuesday, August 28, 2007

Events Letto di September 2007


01 09 2007 Show "Penarikan Undian BNI" Citos Jakarta
02 09 2007 Show - Banjarmasin (Tentative)
03 09 2007 Show "LA LIGHTS CAMPUS EDUTAINMENT" ITATS Surabaya
04 09 2007 Show "LA LIGHTS CAMPUS EDUTAINMENT" UBAYA Surabaya
05 09 2007 Promo Cetak - Jakarta
06 09 2007 Show - Belitung
07 09 2007 Show Kamasutra Bali (Tentative)
08 09 2007 Show - Magelang
09 09 2007 Show Bintaro Plaza Jakarta
10 09 2007 Musik Special 1 jam bersama - Jakarta (Tentative)
11 09 2007 Grand Final MAMA MIA Indosiar Jakarta (Tentative)
11 09 2007 Promo Media Cetak - Jakarta
13 09 2007 Meet & Greet Cimanggis Mall Depok
14 09 2007 Shooting VideoClip "Hantui Aku" - Jakarta (Tentative)
15 09 2007 SCTV Special By Request SCTV Jakarta (Tentative)
16 09 2007 Tribute To Chrisye - Jakarta
17 09 2007 Promo Media Cetak - Jakarta
18 09 2007 TV Talk Show - Jakarta (Tentative)
18 09 2007 Promo Radio - Jakarta
19 09 2007 Promo Radio - Bogor
20 09 2007 Instore Signing Istana Plaza Bandung
21 09 2007 Radio Promo - Bandung
22 09 2007 Soccer Band RCTI - tapping - Jakarta (Tentative)
25 09 2007 Buka Puasa Bersama - Musica - Jakarta
26 09 2007 TV Talk Show - Jakarta (Tentative)
27 09 2007 Musik Show RCTI RCTI Jakarta
29 09 2007 Tabligh Akbar Trans 7 - Bandung
30 09 2007 Show - Malang

* Jadwal bisa sewaktu-waktu berubah

Saturday, August 25, 2007

Don't Make Me Sad (review @ detik.com)

Dari judulnya saja 'Don't Make Me Sad' terlihat, di album keduanya ini Letto tak ingin bersedih. Sedikit lagu mellow, dengan fariasi suara baru di musiknya, Letto mencoba garang.
Hasilnya tak begitu mengecewakan kendati mungkin terdengar sedikit aneh. Di album ini Letto coba untuk lebih "nakal" dengan komposisi musiknya, tapi masih dengan ciri khas lagu-lagu Letto sebelumnya.

Langsung ke hits andalan, 'Sebelum Cahaya'. Boleh dibilang lagu ini punya aura yang sangat kuat. Cocok sekali dengan rilisnya yang menjelang bulan puasa, lagu ini bisa merangkap sebagai lagu rohani. Komposisi gitar akustiknya harmonis sekali terutama di bagian intro. Melodi akustiknya pun perlu diacungi jempol. Untuk urusan syair tak perlu dipertanyakan lagi.

Beralih ke lagu mellow lain di album ini coba dengarkan 'Memiliki Kehilangan': Rasa kehilangan hanya akan ada jika kau pernah merasa memilikinya.
Simak juga 'Sejenak' dan 'Don't Make Me Sad'.

Letto mulai memainkan lebih banyak synthesizer di album ini. Dengarkan 'My Liberty, Good Bye'. Lagu ini terdengar seperti musik disko elektrik. Sedikit gambaran seperti lagu-lagu ceria Nidji digabung harmonisasi ala The Upstairs.

'Permintaan Hati' lebih seru lagi. Letto banyak bermain ryhtm, lagunya sedikit beat up. Jelang bagian reffrain, lagunya malah terdengar mirip lagu Fatur 'Java Jive'. Wajar saja sentuhan itu mungkin karena produser mereka adalah bassis Java Jive, Noey. Tapi tambahan distorsi di lagu ini top.

Sebagian besar lirik-lirik di album ini sangat catchy. Musik Letto memang berbeda tapi kali ini benar-benar unik. Mereka lebih berani bereksperimen memasukkan suara-suara musik baru.

Seperti pengikraran bahwa Letto tak hanya bisa maju lewat lagu mellow, Noe, Dedy, Patub dan Arian coba lebih garang. Beberapa lagu bernuansa rock diselipkan, dengan saja 'Rasakanlah Makna' juga 'Permintaan Hati'.

Secara keseluruhan album ini tidak mengecewakan. Letto terus mempertajam aliran musiknya sendiri dengan banyak fariasi yang tak terduga. Nuansa akustik dan perkusi di beberapa lagu membuat album ini pantas diacungi jempol. Two tumbs up

source: detikhot.com

Mailing List (Fans) LETTO di Yahoo!


Click here to join letto
Click to join letto


mailing list (milis) fans letto yang beralamat di yahoogroups sudah ada sejak dibuat 16 april 2006, sampai saat ini sudah ada 204 member yang join di milis ini meski milis ini tidak dipublikasikan.

pada awalnya dibentuk sebagai tempat ngumpulnya fans letto dan menjadi salah satu penyampai informasi yang berhubungan dengan letto. pada saat itu belum ada web resminya, yang ada hanya blog unofficial yang dibuat oleh fans Letto dan beralamat di planet letto. pada perkembangannya traffic pengunjung blog ini saat ini tinggi sekali, plettonic yang berkunjungpun bukan cuma berasal dari dalam negeri doang tapi juga negara-negara lain, malaysia, singapura, philiphine, hongkong, usa dll.

tentang milis itu sendiri bersifat unofficial juga, tapi dari membernya pun berasal dari management letto juga ada yang joint beberapa hari setelah dibentuk, member dari luar terbanyak berasal dari malaysia & singapura. Semoga aja milis ini direstui alias dijadiin official milis buat fans letto.

buat ngedaftar jadi member, kunjungi aja di milis letto atau kirim email kosong yang ditujukan ke letto-subscribe@yahoogroups.com

Thursday, August 23, 2007

Gemerlap 3 Cinta

Tanggal 24.08.2007 (Jumat), mulai jam 4 ampe jam 6 sore , bertempat di Istora Senayan Jakarta, LETTO, NAFF dan The Titans ngisi salah satu rangkaian acara Ultah RCTI yang ke 28 yang bertajuk GEMERLAP 3 CINTA.

Acara itu sendiri juga akan disiarkan secara langsung di stasiun televisi RCTI, bagi pLettonic yang mo ikutan acara tersebut dapat memperoleh undangannya di:
SINI

Kita tunggu aja penampilannya secara live kali ini.

Wednesday, August 22, 2007

Don't Make Me Sad, Melihat Dunia Dari Berbagai Sisi

Tak perlu didebat lagi, bahwa musik adalah salah satu obat yang ampuh untuk menemani atau menenangkan suasana hati. Lagu yang tepat di saat yang tepat akan membuat emosi kita semakin sempurna.

Letto yang didirikan oleh Noe (vocal), Patub (gitar), Arian (bas) dan Dedy (drum) sebagai tempat pencurahan emosi mereka selalu memiliki lagu dengan tingkat emosional yang tinggi. Lirik-lirik yang ditulis dengan pemikiran mendalam, dan aransemen musik yang menguatkan makna yang tersurat dan tersirat dalam setiap lagu. "Setiap kata di lirik memiliki sayap. Kita bisa memilih artinya sesuai keinginan hati kita," terang Noe dengan santai. Kalau sebagian ada yang merasakan sisi religius mungkin sebagian orang lagi akan menangkap sisi romantis. "Padahal, sampai sekarang ini saya enggak bisa mengartikan kata-kata romantis," Sambil tertawa Noe mengungkapkan isi hati tentang kata romantis.

Sebuah lagu berjudul Sebelum Cahaya akan mengawali perjalanan kita. Musiknya langsung mengantarkan kita dalam suasana yang menenangkan hati. Selaras dengan lirik lagu yang berusaha menguatkan hati yang gundah. Sangat menenangkan, seperti usapan lembut di punggung kita dari orang yang kita kasihi. Tidak akan mengherankan kalau lagu ini nantinya bakal sering terdengar di radio ataupun layar televisi kita sebagai soundtrack sinetron. Tentunya itu bukan tujuan utama dari anak-anak Letto ketika menciptakan lagu ini.
Walaupun tidak dipungkiri, itu merupakan salah satu celah promosi yang sangat baik. "Saya cuma membuat lagu sesuai suasana hati, kok. Kalau lagu itu akhirnya laris sebagai soundtrack sinetron, tentunya itu merupakan sebuah penghargaan bagi kami," Ungkap Noe yang jadi penulis lirik utama dari band ini.

Tak jarang, Letto sebenarnya mengangkat tema dari hal-hal yang sangat ringan. Dari kejadian sehari-hari yang seringkali kita alami. Coba saja kita simak lebih jauh lirik-lirik lagu Memiliki Kehilangan atau Sejenak. Setiap hubungan antara lirik dan arransemen musik di lagu-lagu ini berkaitan sangat erat. Kalau kita perhatikan musiknya dan mencermati liriknya, maka kita akan menemukan sebuah kandungan cerita yang bisa membuat kita tertegun atau malah tertawa.

Penampilan para personel band ini ini memang identik dengan kesederhanaan. Tapi tidak untuk musik mereka. Memang mereka hanya memakai instrument-instrument yang biasa dipakai semua anak band. Tapi mereka selalu mempunyai nada-nada yang terdengar segar di telinga kita.

Tatanan musik yang indah dan membuat kita terpesona untuk terus mendengarkannya. Apalagi sekarang, mereka sudah mulai bermain-main dengan software computer untuk menciptakan musik. Kita akan mendengar cukup banyak sampling dan looping di lagu-lagu Letto kali ini. Beberapa lagu mungkin ada yang akan memberi kita shock therapy. "Ada lagu yang mungkin tidak didengar di album Letto terdahulu. Tapi kita hanya ingin agar orang siap untuk menerima apapun yang dimainkan Letto," Noe menerangkan maksud dari kejutan yang mereka hadirkan di album Don't Make Me Sad.

Secara keseluruhan album ini berisi hal-hal yang ada di sekitar kita. Karena setiap saat, Letto selalu berusaha mencerna apa sih yang sedang terjadi sekarang ini. Dari situlah Letto punya cita-cita lain dari album ini. Sebagian dari hasil penjualan album ini akan digunakan untuk membuat buku-buku berhuruf braile. Yang diharapkan akan berguna untuk teman-teman penyandang tuna netra. "Sembari kita belajar melihat dunia dari sisi mereka," terang Noe.

Yuk, kita mencoba melihat semua hal dari berbagai sisi.

Judul Album: Don't Make Me Sad
Artist: Letto
Produksi: P.T. Musica Studios

01. My Liberty, Good Bye
02. Sebelum Cahaya
03. Hantui Aku
04. Memiliki Kehilangan
05. Permintaan Hati
06. Ephemera
07. Bunga Dimalam Itu
08. Innosense's-Innocence
09. Rasakanlah Makna
10. Sejenak
11. Kau, Aku dan Obsesiku
12. Don't Make Me Sad

source: musica.co.id

Letto, Masih Main Halus

Grup band Letto baru-baru ini merilis album kedua mereka bertajuk ‘Don’t Make Me Sad’. Seturut dengan tajuknya, Letto masih bermain diarena musik romantis nan membuai. Tidak bakal bikin penggemarnya sedih.

"Dulu, kami dikenal lewat lirik yang halus. Di sini, kami mencoba banyak sisi. Ada yang lebih halus. Ada juga yang nge-beat," kata Noe, sang vokalis dalam jumpa pers peluncuran album itu di Djakarta Theater Kamis (16/8) lalu. Seperti dalam lagu Cahaya, hits single mereka, lagu tersebut mengandung makna yang dalam.

"Lagu itu bercerita tentang seseorang yang membutuhkan teman dan tidak ada yang bisa menemani. Tapi, jangan lupa, bukan hanya manusia yang bisa jadi teman. Alam, embun, angin, dan Tuhan bisa jadi teman kita yang paling setia," papar Noe.

Dalam lagu lain ‘Ephemera’, band yang digawangi oleh Noe (vokal), Patub (gitar), Arian (bas), dan Dedy (drum) ini pun mencoba berfilosofi. 'Ephemera' adalah sesuatu yang hanya bersifat sementara atau hanya ada di permukaan. Misalnya, kemarahan dan kesedihan. Banyak hal yang kita anggap beban, padahal itu hanya sementara. Kira-kira, begitu yang ingin disampaikan oleh lagu tersebut," jelas Noe.

Ternyata menulis lirik romantis oleh seorang Noe tidak membutuhkan suasana atau pengalaman khusus. "Di saat seperti apa kami tidak butuh nyepi di gua untuk mencari tempat tenang? Kami menciptakan suasana itu di dalam diri kami. Kami tidak tahu arti kata romantis atau puitis. Kami hanya menulis apa yang ingin kami sampaikan," tandas Noe.

source: kafegaul.com

Monday, August 20, 2007

Tak Melulu Mellow, Letto Rilis Album nge-beat

Kesan mellow sudah jadi trade mark Letto. Tapi kini tak lagi. Lewat album keduanya yang bertajuk 'Dont Make Me Sad' Letto membuktikan mereka tak melulu mellow.

Namun sebagai hits andalan band asal Yogyakarta itu memilih lagu 'Setelah Matahari'. Masih sedikit mellow namun Letto punya alasan sendiri untuk itu.

"Lagu itu biar tidak terlalu juh dari album sebelumnya. Tapi di album ini rata, mellow ada 4, middle beat 4 lagu dan yang up n beat ada 2 lagu," ujar Noe ditemui dalam acara rilis album di XXI Lounge, Djakarta Theater, Jl. M.H Thamrin, Sarinah, Jakarta Selatan, Kamis (16/8/2007).

Album yang digarap sekitar 7 bulan ini direkam di Yogyakarta. Sementara proses mixing mengambil tempat di Yogyakarta dan Jakarta dan mastering berjalan di studio Musica bersama produser Noey dan Capung 'Java Jive.

"Ini adalah perjalanan pemikiran kita bahwa kita tidak akan bersedih dan jangan bikin kita sedih," tandas Noe sang vokalis.

Musica sebagai label sudah menjanjikan akan membuatkan 5 video klip untuk Letto. Letto juga telah mempersiapkan lagunya untuk jadi soundtrack sinetron, mengulang sukses lagu 'Ruang Rindu' di sinetron 'Intan'. Juni lalu Letto baru saja merilis album perdananya 'Truth, Cry and Lie' di Malaysia dan Singapura.(yla/yla)

source: detikhot.com

Letto Nantikan Kolaborasi dengan Waljinah

Sukses album pertama tak menghilangkan idealisme bermusik 'Letto'. Band yang baru merilis album keduanya itu pun menantikan kolaborasi dengan Waljinah.

Ditemui di XXI Lounge, Djakarta Theater, Jl M.H Thamrin Noe sang vokalis mengaku, walau belum pernah, 'Letto' tidak menutup kemungkinan kolaborasi. Dengan siapapun.

"Inginnya sama Waljinah, tapi kita nunggu kesempatan yang tepat. Soalnya disini, dalam industri dan nyiptain lagu kita nggak sendiri tapi ada label," jelas Noe.

Selain ingin berkolaborasi dengan Waljinah, band dengan empat personil itu, ternyata juga punya lagu dalam bahasa Jawa. Sayang, lagu tersebut tidak lolos seleksi.

"Jangan tanyakan sama kita, itu tergantung labelnya. Ada kok lagu jawa tapi ya kalau mau denger silahkan ke rumah saya," lanjut Noe seraya tersenyum.

'Letto' baru saja merilis album keduanya yang diberi judul 'Don't Make Me Sad'. Dalam album kedua tersebut 'Letto' menjadikan lagu 'Sebelum Cahaya' menjadi andalannya.

Akankah lagu baru tersebut mampu menyaingi kepopuleran 'Ruang Rindu'?(dit/dit)

source: detikhot.com

Letto Andalkan Sebelum Cahaya di Album Kedua

SETELAH sukses melempar album pertama Truth, Cry, and Lie. Saat HUT RI ke-62, band papan atas yang sedang naik daun, Letto memutuskan untuk meluncurkan album keduanya dengan mengambil titel Don't Make Me Sad.

Sejak awal Letto ingin bermusik secara jujur tanpa ada keinginan yang muluk-muluk. Letto yang digawangi Noe (vokal), Patub (gitar), Arian (bas) dan Dedy (drum) ingin mencurahkan segala emosi yang ada. Bahkan album kedua Letto merupakan kontemplasi dan pengendapan serta perenungan yang sangat dalam dan akhirnya muncullah lagu-lagu yg bisa menggugah dan akhirnya menemani pendengar. Seperti dalam lagu Sebelum Cahaya sebagai single hit.
Pengumpulan materi antara enam sampai delapan bulan, dengan masa recording dua minggu, waktu yang mepet karena memang ada tekanan deadline.

Menurutnya, ini perenungan yang sangat dalam, pokoknya ini pengendapan pikiran kita. Kita berharap embun, cahaya, angin menjadi teman kita yang selama ini kita tidak menyadarinya. “Kita selama ini hanya sadar kalau teman itu ya kekasih saja," ujar Noe saat ditemui dalam peluncuran album keduanya di Djakarta Teater, Kamis (16/8).

Diakui Noe penggarapan album keduanya dituntut soal deadline. Mau tidak mau banyak lirik lagu atau aransemen mereka kerjakan saat tur atau dalam perjalanan. Kendati begitu Letto akhirnya bisa menyelesaikan album keduanya pada pertengahan tahun 2007.

Di album ini proses recording dikerjakan di Jogja, sementara mixing dan mastering di Jogja dan Jakarta. Untuk hit single Sebelum Cahaya video klipnya sangat luar biasa. Apalagi menghadirkan Amanda, seorang model yang tuna rungu. Lirik lagunya berkisah tentang seseorang yang merasa kesepian karena ditinggalkan teman.

"Padahal sesungguhnya dalam kesendirian itu masih ada Tuhan dan alam yang menemani. Ada angin, embun dan sebagainya," ujar Noe yang bernama lengkap Sabrang Mowo Damar Panuluh. Nada mellow memang menjadi ciri khas Letto. Selaras dengan lirik lagu yang berusaha menguatkan hati yang gundah. Sangat menenangkan. Tidak heran kalau lagu Sebelum Cahaya akan sering terdengar di radio maupun di berbagai televisi swasta dan tentunya sountrack sinetron.

"Saya membuat lagu sesuai dnegan suasana hati. Kalau lagu itu akhirnya laris di sountrack maupun dianggap sangat dalam itu terga ntung penilaian pribadi masing-masing orang. Yang jelas antara lirik dan aransemen sangat berkaitan. bahkan soal romantisme saya sampai sekarang belum bisa mengartikan kata-kata romantis. Kalau mellow memang suara saya lebih terasa seksi dan sangat merefleksikan perasaan kita," ujar anak dari Emha Ainun Nadjib ini.

Eksekutif produser Musica, Ibu Acin, menyakini album ini akan bisa sesukses album terdahulu. Bahkan pihak Musica Studio menyiapkan lima video klip untuk album kedua Letto ini.
"Sejak dari album kompilasi, mereka mempunyai lirik yang sangat beda dan vocal yang unik, feeling dan harapan sayaini bisa sangat diterima. Kita akan menyiapkan lima video klip album Letto makanya kami ingin dukungan dari teman-temna qwartawan untuk memilihkan lagu," jelasnya.yon

source: Surya

Jumpers Album Kedua

Sukses di album debut, grup Letto kembali meluncurkan album terbaru. Tak jauh dari album pertama yang diberi tajuk berbahasa Inggris pula, kali ini Don't Make Me Sad dijadikan tajuk album kedua Noe dkk. Dengan aransemen musik yang sederhana namun mempunyai kedalaman dalam syair, Letto mematok SEBELUM CAHAYA sebagai single hit.

Pengumpulan materi antara 6 sampai 8 bulan, dengan masa recording 2 minggu, waktu yang mepet karena memang ada tekanan deadline. Tetapi pihak label lebih memberi keleluasaan untuk mengeksplor, papar Noe saat jumpers peluncuran album mereka di Djakarta Teater, Kamis (16/8).

source: kapanlagi.com

Letto Luncurkan Album Baru

Kapanlagi.com - Sukses di album debut, grup Letto kembali meluncurkan album terbaru. Tak jauh dari album pertama yang diberi tajuk berbahasa Inggris pula, kali ini Don't Make Me Sad dijadikan tajuk album kedua Noe dkk. Dengan aransemen musik yang sederhana namun mempunyai kedalaman dalam syair, Letto mematok SEBELUM CAHAYA sebagai single hit.

"Pengumpulan materi antara 6 sampai 8 bulan, dengan masa recording 2 minggu, waktu yang mepet karena memang ada tekanan deadline. Tetapi pihak label lebih memberi keleluasaan untuk mengeksplor," papar Noe di Djakarta Teater, Kamis (16/8).

Di album ini proses recording dikerjakan di Jogja, sementara mixing dan mastering di Jogja dan Jakarta.

Eksekutif produser Musica, Ibu Acin, menyakini album ini akan bisa sesukses album terdahulu. "Sejak dari album kompilasi, mereka mempunyai lirik yang sangat beda dan vocal yang unik, feeling dan harapan saya ini bisa sangat diterima," sambut ibu Acin.

Nada mellow memang menjadi ciri khas Letto dan ini diakui oleh Noe, yang menulis semua lirik lagu mereka. "Kalau mellow memang suara saya lebih terasa seksi dan sangat merefleksikan perasaan kita," ujarnya ringan.

Yang menarik, dalam lagu SEBELUM CAHAYA, video klipnya diperankan oleh Amanda, seorang penderita tuna rungu. Kenapa tuna rungu? Letto ingin membuat satu perbedaan.

"Dalam lagu ini, emosi yang berbicara dan hanya bisa direfleksikan oleh mereka yang jauh dari bisingnnya dunia. Aku berharap ini bisa lebih berguna bagi mereka dan kita mencoba melihat dari sisi mereka," ungkap Noe.

Sebagian hasil dari penjualan album ini, Letto akan mendedikasikan untuk membuat buku huruf Braille. Musica akan mempromosikan album ini ke Malaysia.

"Dan itu bukan urusan kami. Kalau pun nanti ini sukses, pastinya adalah efek samping saja. Kita serahkan pada label," pungkas Noe. (kpl/wwn)

source: kapanlagi.com

Letto Kaget dengan Cerita Ruang Rindu

Jakarta,- Lagu menjadi inspirasi sebuah karya dalam bentuk lain tentu membanggakan. Itulah yang dirasakan grup band Letto saat mendampingi Andi Eriawan merilis buku berjudul Ruang Rindu kemarin (13/8) siang.

Ruang Rindu merupakan salah satu lagu milik Letto. Kelompok beranggota Noe (vokal), Patub (gitar), Arian (bas), dan Dedi (drum) itu secara lengkap hadir di toko buku untuk mendukung penjualan buku Ruang Rindu, sebuah songlit (istilah buku yang diadaptasi dari lagu, Red). Buku itu ditulis Andi yang terinspirasi lagu mereka.

Acara di Toko Buku Gramedia Plasa Semanggi itu diawali talk show yang membahas secara mendasar isi buku. Noe mengaku senang dan tidak menyangka karyanya bisa dibahas lebih mendalam menjadi sebuah cerita panjang.

''Begitu baca bukunya, kita justru kaget, oh ada juga ya cerita seperti itu (pada buku, Red) dalam lagu Ruang Rindu? Soalnya, ketika membuat lagu itu, kita hanya mencari nuansa. Bukan cerita,'' ungkap Noe.

Bisa dijadikan inspirasi sebuah karya dalam bentuk lain, kata Noe, merupakan kejutan yang menyenangkan bagi Letto. Mereka mengaku tidak pernah menyangka nama bandnya tertulis di cover sebuah buku dan dijual di toko buku. ''Ini sebuah kesempatan dan kita terima dengan tangan terbuka,'' lanjutnya.

Setelah itu, Letto menyanyikan lagu Ruang Rindu secara akustik. Noe menyanyi hanya diiringi satu gitar akustik yang dimainkan Patub. Meski begitu, para pengunjung cukup puas mendengarnya. Pembeli buku kemudian meminta tanda tangan langsung kepada Andi Eriawan, sang penulis, dan para personel Letto.

Saat mendampingi Andi, Letto mengaku bukan sekadar mengisi waktu luang. Mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadap isi dan peredaran buku. ''Ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban terhadap karya. Sebab, buku ini juga terinspirasi karya kita,'' jelas Noe yang siang itu memakai topi hitam.

Noe berharap Ruang Rindu bisa dibaca banyak orang. Baginya, royalti yang paling dia harapkan dari buku itu bukan uang. Tapi, bukunya bisa dibaca dan dipahami masyarakat. ''Mulai sekarang kita harus coba paradigma baru. Bagaimana kalau kita berangkat bukan karena keuntungan. Bukan karena uang,'' jelasnya.

Dalam waktu dekat, Letto kembali disibukkan promo album baru, Don't Make Me Sad. Sejak 9 Agustus lalu, hitnya mulai didengar di beberapa radio. Rilis album tersebut rencananya dilangsungkan mendekati HUT Republik Indonesia. ''Karena pengalaman bertambah, di album baru kami lebih banyak variasi suara,'' ujar Arian. (gen)

source: pontianakpost.com

Letto Kerja bak Romusa,Luncurkan Album Baru, Siapkan Novel Braille

JAKARTA – Grup band asal Jogjakarta Letto meluncurkan album kedua. Di album yang berjudul Don’t Make Me Sad itu, Noe (vokal), Patub (gitar), Arian (bas), dan Dedy (drum) merasa lebih bebas berpetualang dalam cara bermusik.

Dulu, kami dikenal lewat lirik yang halus. Di sini, kami mencoba banyak sisi. Ada yang lebih halus. Ada juga yang nge-beat,” kata Noe dalam jumpa pers peluncuran album itu di Djakarta Theater Kamis (16/8) lalu.

Patub, sang gitaris, mengatakan bahwa album tersebut adalah buah kerja keras dengan teman-temannya selama setahun ini. ”Seperti romusa (pekerja paksa zaman Jepang, Red), kami mengerjakan album itu di tengah kegiatan yang padat. Kami ingat betul bagaimana empat komputer hidup dari pagi, siang, sore, hingga malam untuk ngejar deadline,” ujar cowok berkaca mata tersebut.

Sebuah lagu berjudul Sebelum Cahaya jadi single pertama dalam album produksi Musiko Studio itu. Seperti halnya dengan identitas Letto, lagu ciptaan Noe tersebut mengandung lirik yang dalam. Menurut Noe, lagu tersebut mampu menenangkan hati orang yang mendengarnya.

Lagu itu bercerita tentang seseorang yang membutuhkan teman dan tidak ada yang bisa menemani. Tapi, jangan lupa, bukan hanya manusia yang bisa jadi teman. Alam, embun, angin, dan Tuhan bisa jadi teman kita yang paling setia,” papar putra budayawan Emha Ainun Nadjib tersebut.

Untuk mendukung kehalusan lirik, klip video lagu itu dibuat dengan apik. Yakni, dengan mengambil latar belakang alam terbuka. Amanda, model cantik yang memiliki keterbatasan sebagai tunarungu, didapuk untuk membintangi klip tersebut.

Klip itu ingin menunjukkan embun pagi yang bicara dan angin yang berembus mesra. Semua berbicara tentang bahasa tubuh. Siapa lagi yang punya kemampuan untuk mengungkapkannya, kalau bukan Amanda yang memiliki kelebihan tidak bisa mendengar kebisingan dunia,” terang Noe dengan puitis.

Amanda yang hadir pada kesempatan itu ikut mengungkapkan rasa senang atas kesempatannya untuk andil dalam karya terbaru Letto tersebut. ”Terima kasih kepada Letto untuk (saya) jadi model klipnya. Saya suka Letto. Kata-katanya bagus,” ucapnya dengan suara terputus-putus.

Di luar single jagoan tadi, lagu lain berjudul Ephemera berhasil memancing rasa penasaran. Ternyata, lagu tersebut diambil dari salah satu kata dalam sastra Inggris.

Ephemera adalah sesuatu yang hanya bersifat sementara atau hanya ada di permukaan. Misalnya, kemarahan dan kesedihan. Banyak hal yang kita anggap beban, padahal itu hanya sementara. Kira-kira, begitu yang ingin disampaikan oleh lagu tersebut,” jelas Noe lagi.

Menurut Noe, secara statistik, komposisi musik di albumnya kali ini lebih seimbang. Empat lagu mellow, empat middle beat, dan empat lainnya up beat. Pria yang gemar mengenakan penutup kepala itu punya alasan sendiri menyangkut hal tersebut. ”Kami sengaja menaruh single pertama yang slow supaya nggak terlalu jauh dengan Ruang Rindu dan Sandaran Hati (hit Letto dari album pertama, Red),” ujar Noe.

Kemampuan Letto, khususnya Noe, dalam menghasilkan lirik-lirik puitis dengan makna yang dalam kerap memancing rasa ingin tahu para pendengarnya. ”Di saat seperti apa kami tidak butuh nyepi di gua untuk mencari tempat tenang? Kami menciptakan suasana itu di dalam diri kami. Kami tidak tahu arti kata romantis atau puitis. Kami hanya menulis apa yang ingin kami sampaikan,” katanya.

Rencananya, beberapa bagian dari penjualan album Don’t Make Me Sad tersebut akan digunakan untuk membiayai produksi novel Ruang Rindu dalam versi huruf braille. ”Dengan begini, orang-orang yang tidak mampu memandang juga bisa menikmati,” tambah Noe. (rie)

source: samarinda pos, radar lampung & indo pos

Musica Studio Siapkan Lima Video Klip Untuk Album Ke-2 Letto


Kapanlagi.com - Grup musik asal Yogyakarta, Letto meluncurkan album kedua mereka bertajuk Don't Make Me Sad yang terdiri dari 12 lagu dengan lebih kaya warna. Untuk itu pimpinan Musica Studio, Indrawati Djaja, mengungkapkan, pihaknya berencana membuat lima video klip untuk album terbaru mereka.

"Syair, jenis musik, dan warna vokal Letto memang sangat unik, semoga lagu-lagu mereka kembali bisa diterima para pecinta musik Indonesia," ujarnya.

Dalam album ini, Letto menjagokan lagu SEBELUM CAHAYA. Dan bukan hanya lagunya yang unik, video klipnya juga dibintangi Amanda, seorang model yang tuna rungu. Lirik lagunya berkisah tentang seseorang yang merasa kesepian karena ditinggalkan teman.

"Padahal sesungguhnya dalam kesendirian itu masih ada Tuhan dan alam yang menemani," ujar Noe yang bernama lengkap Sabrang Mowo Damar Panuluh.

Lagu-lagu lain yang menarik disimak dalam album ini diantaranya lagu berbahasa Inggris EPHEMERA, BUNGA DI MALAM ITU yang bertutur tentang indahnya pertemuan dengan Sang Nabi Muhammad SAW, dan PERMINTAAN HATI yang berirama lebih rancak menghentak.

"Secara keseluruhan album ini berisi hal-hal yang ada di sekitar kita. Kalau ada orang yang bilang, 'sebelum senja' maknanya dalam dan menyentuh, sebenarnya merupakan pengalaman pribadi orang tersebut," ujar putra seniman Emha Ainun Nadjib ini.

Album kedua bertajuk Don't Make Me Sad diluncurkan pada Agustus, tepat 20 bulan setelah grup musik ini meluncurkan album pertama mereka Truth, Cry, and Lie. (*/boo)

source: kapanlagi.com

Don't Make Me Sad: Sekuel Haru Biru LETTO Band

KabarIndonesia - LETTO IS BACK! Setelah sukses dengan album pertamanya 'Truth, Cry and Lie' [2006], band asal Jogjakarta ini kembali bakal 'mengharubirukan' musik Indonesia dengan album barunya yang diberi titel "Don't Make Me Sad". Band yang diawaki Noe (vocal), Patub (gitar), Arian (bas) dan Dedy (drum) ini tetap berbicara soal cinta dan kehidupan.

Kabarnya, dari sisi lirik, album yang masih gado-gado bahasa Inggris dan Indonesia ini punya sisi emosi yang lebih dalam. Maksudnya? "Setiap kata di lirik memiliki sayap. Kita bisa memilih artinya sesuai keinginan hati kita," terang Noe. Masih beromantis ria? Noe sebagai punggawa pencipta lagu cuma tertawa, "Padahal, sampai sekarang ini saya enggak bisa mengartikan kata-kata romantis," Sambil tertawa Noe mengungkapkan isi hati tentang kata romantis.

Single pertamanya mungkin langsung menghanyutkan perasaan kita. Sebuah lagu berjudul 'Sebelum Cahaya' bercerita soal kekuatan untuk hati yang gundah. Laris sebagai soundtrack sinetron? Diakui atau tidak, banyak sinetron cinta membuat lagu-lagu Letto seperti jadi incaran. "Saya cuma membuat lagu sesuai suasana hati, kok. Kalau lagu itu akhirnya laris sebagai soundtrack sinetron, tentunya itu merupakan sebuah penghargaan bagi kami," Ungkap Noe yang jadi penulis lirik utama dari band ini.

Yang berbeda, musikalitasnya tentu tak sesederhana di album pertamanya. Mereka sudah mulai bermain-main dengan software computer untuk menciptakan musik. Kita akan mendengar cukup banyak sampling dan looping di lagu-lagu Letto kali ini.

Yang mungkin "sisi sosial" dari album ini, Letto akan menyumbangkan sebagian dari hasil penjualan album ini untuk membuat buku-buku berhuruf braile. "Sembari kita belajar melihat dunia dari sisi mereka," terang Noe. Jadi, romantisme dan amal berjalan sering di album ini. Siap haru biru [lagi]?

Source: Djoko Moernantyo@ www.kabarindonesia.com

LETTO, Bukan Band Romantis tapi Band Kontemplatif

"Kami tidak pernah tahu arti puitis dan romantis kok," jawab Noe, vokalis LETTO kepada wartawan ketika ditanya soal romantisme dan puitisme dalam lagu-lagunya. Noe bersama Patub (gitar), Arian (bas) dan Dedy (drum) tidak sedang guyon dengan pernyataannya ini.
"Kita memang tidak tahu, karena kita buat lagu dengan apa yang ktia rasakan saja," jawab Noe ketika launching album 'Don't Make Me Sad' di XXI Lounge Jakarta, Kamis [16/8/2007].

Yup. LETTO memang lebih cocok disebut band kontemplatif dibanding band romantis. Meski musiknya mendayu, mengharubiru, tapi liriknya kalau diperhatikan lebih "berbicara" daripada sekedar lagu-lagu biasa. Berlebihan? Harusnya tidak. DI album kedua ini, LETTO terdengar lebih "emosional" secara lirik, karakter vokal dan teknik menyanyi Noe yang agak "menggelayut" itu.

"Kita tidak pernah sengaja mencari inspirasi dengan kontemplasi, tapi berusaha kontemplatif dengan apa-apa yang kita alami saja," jelas Noe, anak budayawan Emha Ainun Nadjib ini kalem. Noe memberi contoh, kehilangan handphone. "Dari kehilangan sesuatu yang kita sayangi, itu bisa mejadi hal kontemplatif dan brekembang jadi satu karakter lagu yang punya emosi," jawabnya.

Dan pilihan single 'Sebelum Cahaya' makin mengukuhkan "kecurigaan" kontemplatif itu. Video klipnya bisa menerjemahkan makna lirik yang sarat simbol-simbol cinta yang perlu refleksi. Pilihan cerdas karena emosi gerak dan bahasa tubuh yang 'berbicara' saat klipnya memilih model seorang perempuan tuna wicara. "Kita memberi sentuhan soul yang diterjemahkan lewat gerak bibi dan bahasa tubuh modelnya. Dan itu lebih mengena rasanya," jelas Noe lagi.

LETTO memang sedang "dimanjakan" oleh label dan penggemarnya. Eksplorasi musikal dan gramatikalnya, terasa sekali. Meski begitu, jangan "terlena" ya....

source: joko @ tembang.com

Don’t Make Me Sad, Album Baru Letto

SETELAH sukses dengan album perdana Truth, Cry, and Lie, Letto datang lagi dengan mengusung album baru bertajuk Don’t Make Me Sad. Dalam album tersebut terdapat empat lagu berbahasa Inggris dan delapan lagu berbahasa Indonesia dengan proses pengumpulan materi selama enam hingga delapan bulan.

Dalam proses penggarapan album kedua ini, Letto bekerja sama dengan musisi-musisi ulung Yogyakarta. Namun itu tidak menghilangkan warna khas Letto sebagai band dengan alunan musik tenang dengan makna mendalam. "Kami ingin membuat karya yang berkembang lebih baik," kata Noe sang vokalis.

source: sctv.co.id

Thursday, August 16, 2007

Album Baru Untuk Bikin Buku Braille


Setelah sukses dengan album perdana Truth, Cry & Lie, Letto datang lagi dengan mengusung album baru bertajuk Don’t Make Me Sad.

Di album ini, mereka menawarkan 12 lagu baru dengan Sebelum Cahaya sebagai lagu andalan pertama. Kabarnya lagu ini sudah dipesan untuk dijadikan soundtrack salah satu sinetron. “Saya cuma membuat lagu sesuai suasana hati kok. Kalau lagu itu akhirnya laris sebagai soundtrack sinetron, tentunya itu merupakan sebuah penghargaan bagi kami,” kata Noe, vokalis yang juga jadi penulis lirik utama dari band ini lewat rilis pers yang dikeluarkan pihak Musica Studio’s.

Selain lagu tersebut, masih ada sederet nomor lainnya yang ditawarkan oleh grup musik yang terdiri dari Noe (vokal), Patub (gitar), Arian (bas), dan Dedy (drum) ini. Sebut saja seperti Memiliki Kehilangan, Sejenak, Hantui Aku, dan Rasakanlah Makna.

Yang menarik, lewat album ini, Letto ingin mewujudukan sebuah cita-cita mulia. Nantinya, sebagian dari hasil penjualan album ini akan digunakan untuk membuat buku-buku berhuruf braille yang diharapkan dapat berguna untuk teman-teman penyandang tuna netra. Ini namanya jualan album baru sambil beramal. Semoga hal tersebut dapat segera diwujudkan.

Tuesday, August 14, 2007

Tiap Band Punya Rezeki Sendiri-sendiri

LAGU-lagu manisnya tentu sangat akrab di telinga kita. Apalagi lima lagu dari album pertamanya menjadi lagu tema beberapa sinetron yang sedang ditayangkan.

Sebut saja salah satunya "Ruang Rindu" untuk sinetron Wulan. Meski terlogong band baru, Letto mampu memberikan kesan yang mendalam bagi penikmat musik di Tanah Air.

Apa rahasia sukses mereka? Bagaimana mereka memikirkan masa depan kreativitas band pujaan anak-anak muda ini? Berikut perbincangan dengan mereka minus Dedy (drum) di rumah Noe (vokal) sekaligus markas mereka di Gang Barokah 287 Kadipiro, Yogyakarta.

Album perdana Letto cukup unik. Di samping aksentuasi musiknya sangat khas, lima dari sepuluh lagu menggunakan bahasa Inggris. Bahkan judul albumnya pun demikian. Apakah ada maksud atau target tertentu dalam pemilihan bahasa tersebut. Misalnya, agar bisa dikenal lebih luas.?

Noe: Sebenarnya pemilihan bahasa kami sama seperti saat kami memilih merek instrumen yang dipakai. Misalnya untuk gitar, ada Inabez, Jackson, Fender, dan sebagainya. Itu hanya masalah pilihan rasa yang disesuaikan dengan musik yang digarap. Tidak ada target karena dalam berkreasi kami berpedoman pada proses kreatif dan mengalir jujur sesuai kapasitas. Namun jika dari sisi industri, dengan menggunakan bahasa Inggris, tentu pasarnya lebih luas. Ini memberikan motivasi lain bagi kami.

Patub:
Namun awalnya pemilihan bahasa hanya berkait dengan soal rasa enak atau tak enak.

Apakah sudah puas dengan hasil kerja yang telah dicapai sehingga menjadi salah satu band pendatang baru yang diperhitungkan di blantika musik Indonesia saat ini?

Patub: Manusia tentu tidak pernah puas. Tapi yang pasti, kami mensyukuri hasil kerja kami selama ini karena bisa memberikan sesuatu yang ternyata disukai masyarakat.

Noe:
Bagi entertainer, kepuasan akan terpenuhi bila karyanya diapreasi positif oleh khalayak dan yang paling sulit adalah mempertahankan kepercayaan yang telah diberikan tersebut. Untuk mempertahankan atau lebih sukses, kami tentu sudah memikirkan strategi berkarya untuk masa depan.

Meskipun baru menghasilkan satu album, lagu-lagu Letto banyak dijadikan lagu tema sinetron. Mengapa begitu "diminati" oleh para pembuat sinetron.

Patub:
Musik Letto digarap bersama-sama namun untuk urusan lirik, Noe lebih banyak berperan. Kami tidak tahu mengapa lagu-lagu kami banyak diminati. Mungkin karena maknanya mendalam sehingga bisa mengilhami beberapa pihak untuk menggarap tema cerita. Sekadar informasi, lagu "Ruang Rindu" juga dijadikan ide cerita sebuah novel yang sedang digarap seorang penulis dari Bandung.

Noe:
Di Semarang juga ada guru Taman Kanak-kanak yang meminta izin untuk mengangkat album pertama kami sebagai ide cerita sebuah buku yang akan dia garap. Kami sebenarnya hanya menciptakan lagu yang menurut kami enak. Jika ternyata masyarakat suka, alhamdulillah. Ini berarti selera kami dan masyarakat sama. Buktinya apa yang menurut kami enak, enak pula menurut masyarakat.

Letto dikontrak oleh Musica untuk dua album. Sampai seberapa jauh penggarapan album kedua. Apakah ada kendala yang dihadapi mengingat jadwal
konser cukup padat.

Patub:
Dalam penggarapan album kedua ini, seluruh proses recording dan mixing kami lakukan sendiri. Musica mempercayakan segala urusan itu kepada kami karena menurut mereka, studio kami cukup memenuhi syarat. Orang-orang Musica tetap melakukan pengawasan. Dengan kondisi seperti itu, kami justru bisa belajar banyak tentang proses recording dan mixing.

Kalian cukup solid dan kompak. Bisa dijelaskan proses awal pembentukan
band.

Patub:
Para personel Letto dulunya adalah teman satu sekolah, bahkan ada yang sekelas di SMU 7 Yogyakarta. Waktu itu sudah bermain musik tapi jenis etnis dan tradisional. Seusai merampungkan kuliah, kami berkumpul lagi dan sering nongkrong di Geese Studio di rumah Noe. Kami pun mulai menyentuh musik pop dan belajar membuat lagu. Maka terbentuklah Letto.

Noe:
ya, tetapi pada awalnya orang tua ragu pada pilihan kami menjadi pemusik. Biasa, alasannya karena tidak bisa dijadikan tumpuan hidup.

Lantas sekarang setelah sukses di industri musik, apakah orang tua juga masih ragu

Noe: Enggak juga. Mereka memberikan dukungan meski tidak sepenuhnya. Lambat laun dukungan materi dikurangi mungkin agar kami lebih mandiri. Alhamdulillah, kami sekarang sedikit-sedikit sudah bisa membayar utang, membeli instrumen musik yang lebih baik, dan membantu sesama.

Membantu sesama, maksudnya.

Noe: Dalam sebulan Letto pentas sekitar 15 kali. Di sela-sela kesibukan itu kami terlibat dalam pentas amal paling tidak sebulan sekali. Contohnya kami akan manggung dalam acara akad nikah dan sunatan massal di Bantul pekan depan. Kami sadar, kami besar karena masyarakat. Karena itu sudah sepantasnya kami berbagi dengan mereka, baik itu materi maupun ilmu. Letto juga rutin mengadakan seminar dan workshop sebagai sarana berbagi ilmu.

Apakah ada semacam tips khusus yang dianjurkan agar sebuah band bisa
"menjual".

Noe:
Sebenarnya masalah laku itu adalah rezeki. Masing-masing band mempunyai rezeki sendiri-sendiri. Tapi paling tidak konsistensi perlu dijaga oleh para personel saat menggarap lagu. Mereka harus mempunyai orisinalitas dalam berkarya. Produser tentu menuntut band yang satu untuk menghasilkan karya yang berbeda dari band-band lain agar albumnya laku di pasaran. Ini yang dinamakan orisinalitas.

Song Lit - Ruang Rindu

Jika orang mengira aku sudah gila, mereka salah besar. Berbicara dengan seekor ayam justru telah berhasil mempertahankan kewarasanku. Ini bukan masalah sentimentil seperti orang yang berbicara dengan anjing peliharaan kesayangannya. Aku tidak sayang Oki, malah kadang muncul keinginan untuk menyembelihnya, mencabuti bulu-bulunya yang merah dan biru gelap. Hanya saja, cuma dia yang bisa aku ajak bicara ngalor-ngidul saat ini. Jika tidak ada Oki, mungkin sekarang aku masih bersembunyi di pondok itu sampai perlahan-lahan lupa dengan bahasa makhluk dari jenisku sendiri.

Dan kini aku memandangi ayam itu seperti memandangi anak kami. Mata kupejamkan dan kedamaian mengaliri relung-relung jiwaku. Hanya di tempat ini aku bisa merasakan kehadirannya, kehangatannya dan menertawakan sifatnya yang polos

Meskipun jalan ceritanya cukup berliku, novel Ruang Rindu ini tidak stagnan dan membosankan karena selalu ada kejutan di setiap stage-nya. Nyaris saya tidak bisa terima ketika saya membaca lembar terakhir.
- Noe Letto

Novel ini tidak terlalu sulit untuk dibaca remaja, dan tidak terlalu ringan untuk dikonsumsi orang dewasa. Banyal hal yang bisa dipelajari dari novel ini. Mudah-mudahan ini bukan novel terakhir Bung Andi, soalnya saya terlanjur suka....
- Patub Letto

Siapapun yang suka mengoleksi buku-buku berkualitas, sepertinya novel ini menjadi salah satu novel wajib yang harus dimiliki. Salut buat Andi!
- Ari Letto

Saya tidak tahu apakah novel ini benar-benar fiksi ataukah pengalaman pribadi pengarang. Dalam banget dan sangat berkesan alam hati!
- Dedi Letto

Judul:Song Lit - Ruang Rindu (Letto) Pengarang: Andi Eriawan Penerbit: Gagas Media Halaman: 148

Kiai Kanjeng Hadiahi Letto Peci

Mocopat Syafaat sepertinya selalu spesial. Kali ini, jelang rilis album keduanya, Letto mengadakan syukuran di Mocopat Syafaat. Mengantarkan prosesi syukuran itu, Cak Nun meminta Joko Kamto dan Novi Budianto dari KiaiKanjeng untuk memakaikan tanda persahabatan, yakni peci, kepada awak band Letto, Noe dan kawan-kawan.

"Supaya dalam hidupnya Letto pernah nyanyi pake peci," ujar Cak Nun disambut tepuk tangan meriah para jamaah. Diiringi shalawat asroqolan KiaiKanjeng, selanjutnya Pak Joko Kamto memotongkan tumpeng dan atas usulan jamaah potongan tumpeng itu diberikan kepada Mbah Surip "I love you full".

Setelah itu, berturut-turut Pak Harwanto Dahlan, Mbah Surip, dan Kiai Budi Hardjono menyampaikan ular-ular dan apresiasi. "Tumpeng itu metu dalan sing lempeng. Jajan pasar, pasar itu pas ora kesasar, lombok itu kolo-kolo tombok, ojo golek bati terus."

Begitu pesan penuh singkatan dari Pak Harwanto kepada Letto, dan puncaknya adalah "Noe itu sekarang bagaikan ande-ande lumut, kalau saya itu onde-onde lumut," begitu tandas Pak Harwanto. Kemudian Mbah Surip, "Ha ha ha.... Hari ini semoga ada keajaiban di dunia ini di mana Letto mendapatkan rahmat....", kemudian Kiai Budi, "Hai Letto bangkitlah jiwamu.... Jadilah pemuda yang mengubah dunia dengan amalmu."

Mengiringi para jamaah yang sedang menyantap nasi kuning tumpeng dari Letto, bergantian Letto dan KiaiKanjeng membawakan lagu-lagu Letto. Ruang Rindu yang dinyanyikan Noe juga dibawakan oleh Novia Kolopaking 'Si Ibu Tiri'. Jamaah juga mendapatkan kesempatan menikmati salah satu lagu terbaru Letto yang belum pernah diperdengarkan didepan publik umum. Tak ketinggalan Mbah Surip dengan Tak Gendong dan Bangun Tidur-nya.

source: padhangmbulan.com

Letto Lagu ’’Ruang Rindu’’ Dijadikan Novel

SUATU kehormatan dan kebanggaan buat Letto, lagunya yang berjudul Ruang Rindu menjadi inspirasi buat penulis untuk membuat novel berjudul persis seperti lagunya yakni Ruang Rindu .

’’Sengaja kita buat songlit (adaptasi dari lirik lagu menjadi sebuah Novel, red), supaya kita bisa merasakan lebih dalam makna setiap kata dalam setiap lagu yang disajikan pada sebuah novel,’’ terang Andi Eriawan selaku penulis buku Ruang Rindu.

Bukan hanya lagu Letto saja yang menjadi inspirasi buat penulis, lagu Ratu yang bertajuk Buaya Darat, Gerimis lagu dari Senyawa Band dan Bersamamu lagu milik Souljah. Keempat lagu yang di jadikan novel tersebut di tulis oleh penulis yang berbeda dan juga berbeda karakter.

’’Ternyata cara menulis lirik lagu dan menulis novel Ruang Rindu, sama sama melalui proses melamun. Itulah yang membuat di novel Ruang Rinda ini sangat fiksi dan berkesan alam hati,’’ tambah Andi. (fer/jpnn)

source: batampos

Letto Main Gamelan di Yogyakarta Gamelan Festival

Yogyakarta (ANTARA News) - Meskipun sudah menjadi salah satu grup papan atas Indonesia, "Letto" yang berasal dari kota Yogyakarta masih memiliki kesadaran bahwa gamelan merupakan aset seni budaya Indonesia yang tak ternilai melalui Yogyakarta Gamelan Festival.

Ketika penonton yang memadati acara "Ngobrol santai bareng Letto" Yogyakarta Gamelan Festival XII di Yogyakarta, Minggu, mendaulat grup itu untuk main gamelan, maka mereka ber-empat pun segera naik panggung untuk membunyikan instrumen-instrumen musik gamelan yang telah tersedia.

Personel grup yang terdiri dari Arian (bass), Patub (gitar), Dedy (drum), dan Noe (vokal) tersebut masing-masing memegang instrumen gamelan. Noe memainkan gong, Patub memainkan saron, Arian memainkan demung, sedangkan Deddy memilih untuk memainkan bonang.

Dengan bantuan beberapa personel "Gayam 14" yaitu komunitas gamelan yang dipimpin oleh Sapto Rahardjo, musik gamelan pun mengalun di area Taman Budaya Yogyakarta.

Setelah satu lagu gamelan selesai dimainkan, Letto yang sejak awal datang ke acara tersebut belum mempersembahkan satu lagupun untuk penonton, akhirnya menyanyikan lagu "Ruang Rindu".

Penonton pun berteriak histeris, meskipun matahari pukul 12 siang sedang terik-teriknya namun penonton ikut bernyanyi dengan antusias.

"Meskipun jaman terus berubah, namun kita harus sadar bahwa gamelan adalah akar dari budaya kita," kata Noe, sang vokalis yang memiliki nama lengkap Sabrang Mowo Damar Panuluh.

Menurut dia, gamelan bukan sekedar sebuah instrumen namun ada spirit yang tersimpan di dalamnya yang mampu memberikan corak tersendiri bagi budaya Jawa.

Letto mengemas lagu-lagunya dengan nuansa etnik yang menghadirkan corak pelog dan Slendro ala gamelan Jawa tapi dalam format musik kekinian.

"Hal ini wajar karena kami memang tumbuh dalam lingkungan teater yang kuat dengan gamelan Jawa," kata putra budayawan Emha Ainun Nadjib itu.

source: antara

Lagu Dijadikan Novel, Letto Senang Cuma Dibayar Pakai Senyum

Letto mendapat kehormatan. Lagunya yang berjudul "Ruang Rindu" dijadikan judul sebuah novel bergenre SongLit. Tidak sekadar kebanggaan, Letto tentu memperoleh royalti. Bukan berupa uang, royalti itu dalam bentuk senyum penggemarnya.

"Kita dapat royalti berupa senyuman semua orang," ucap vokalis Letto, Noe, bercanda, di Plaza Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (13/8/2007).

Grup band asal Jogjakarta ini menganggap itu sebagai sebuah kesempatan bagus untuk mengabadikan karyanya.

"Ini kejutan menyenangkan. Sebelumnya, tidak pernah terbayang dalam benak, karya kita akan dituangkan ke dalam buku," imbuhnya.

Selain Letto yang digawangi Noe (vokalis), Dedi (drum), Ari (bass) dan Patub (gitar) ini, si penulis buku, Andi Eriawan, juga menggandeng beberapa musisi lain. Seperti Letto, Andi menjadikan judul lagu para musisi itu sebagai judul novelnya. Mereka adalah Ratu (Buaya Darat), Senyawa Band (Gerimis), dan Souljah (Bersamamu).(ang)

source: okezone.com

Saturday, August 11, 2007

Don't Make Me Sad, i-Ring (Indosat)

01. Bunga Di Malam Itu : 060641299
02. Dont Make Me Sad : 060640999
03. Ephemera : 060641599
04. Hantui Aku : 060641699
05. Innosenses Innocence : 060641399
06. Kau Aku Dan Obsesiku : 060640899
07. Memiliki Kehilangan : 060641799
08. My Liberty Good Bye : 060641899
09. Permintaan Hati : 060641499
10. Rasakan Makna : 060641099
11. Sebelum Cahaya : 060641999
12. Sejenak : 060641199

Cara aktifasi: ketik SET no.kode kirim ke 808 untuk pelanggan indosat

Don't Make Me Sad, Album Baru LETTO Dirilis

LETTO IS BACK! Setelah sukses dengan album pertamanya 'Truth, Cry and Lie' [2006], band asal Jogjakarta ini kembali bakal 'mengharubirukan' musik Indonesia dengan album barunya yang diberi titel "Don't Make Me Sad".

Band yang diawaki Noe (vocal), Patub (gitar), Arian (bas) dan Dedy (drum) ini tetap berbicara soal cinta dan kehidupan. Kabarnya, dari sisi lirik, album yang masih gado-gado bahasa Inggris dan Indonesia ini punya sisi emosi yang lebih dalam.

Maksudnya? "Setiap kata di lirik memiliki sayap. Kita bisa memilih artinya sesuai keinginan hati kita," terang Noe. Masih beromantis ria? Noe sebagai punggawa pencipta lagu cuma tertawa, "Padahal, sampai sekarang ini saya enggak bisa mengartikan kata-kata romantis," Sambil tertawa Noe mengungkapkan isi hati tentang kata romantis.

Single pertamanya mungkin langsung menghanyutkan perasaan kita. Sebuah lagu berjudul Sebelum Cahaya bercerita soal kekuatan untuk hati yang gundah. Laris sebagai soundtrack sinetron? Diakui atau tidak, banyak sinetron cinta membuat lagu-lagu Letto seperti jadi incaran. "Saya cuma membuat lagu sesuai suasana hati, kok. Kalau lagu itu akhirnya laris sebagai soundtrack sinetron, tentunya itu merupakan sebuah penghargaan bagi kami," Ungkap Noe yang jadi penulis lirik utama dari band ini.

Yang berbeda, musikalitasnya tentu tak sesederhana di album pertamanya. Mereka sudah mulai bermain-main dengan software computer untuk menciptakan musik. Kita akan mendengar cukup banyak sampling dan looping di lagu-lagu Letto kali ini.

Yang mungkin "sisi sosial" dari album ini, Letto akan menyumbangkan sebagian dari hasil penjualan album ini untuk membuat buku-buku berhuruf braile. "Sembari kita belajar melihat dunia dari sisi mereka," terang Noe. Jadi, romantisme dan amal berjalan sering di album ini. Siap haru biru [lagi]?

Source: tembang.com

Friday, August 10, 2007

Syuting Episode Terakhir Intan Dimeriahkan Letto

Di daun yang ikut mengalir lembut Terbawa sungai ke ujung mata Dan aku mulai takut terbawa cinta Menghirup rindu yang sesakan dada....

Syair lagu Letto itu dinyanyikan Naysilla saat syuting terakhir sinetron Intan, Sabtu (21/7) kemarin, di Hotel Mercure, Jakarta. Saat itu, Intan yang sedang merayakan ulang tahunnya, diminta Bintang, anaknya, untuk menyanyi ke atas panggung. Intan naik dan memilih menyanyikan lagu Letto yang bertajuk Ruang Rindu itu. Di tengah-tengah Intan menyanyi, muncul Noe, vokalis Letto, ikut menyanyi.

Dalam adegan itu, semua pendukung Intan ikut naik ke atas panggung dan ikut bernyanyi. Hujan confetti menghiasi adegan terakhir Intan. Lagu selesai dinyanyikan, berakhir pula syuting sinetron Intan. Layaknya orang yang merayakan Lebaran, semua pendukung dan kru berbaur di atas panggung, saling mengucap maaf dan kata-kata perpisahan. Ikatan batin yang kuat membuat semua pendukung dan kru tidak bisa membendung air mata. Padahal rangkaian acara hari itu belum selesai masih berlanjut hingga pesta perpisahan. Suasana sedih campur haru ini mengundang perhatian orang-orang yang kebetulan berada di tempat yang sama. Bahkan ada seorang ibu yang mendatangi Nay, memeluk sambil menangis.

Usai merampungkan adegan terakhir itu, acara nonton bareng digelar. “Kami menonton episode ke-264 bersama,” ujar Doddy Janas, sutradara Intan. Selesai menonton bareng, pesta perpisahan menunggu. Uniknya, yang mem-persiapkan para pemain Intan yang dipimpin Meriam Bellina. Mereka bahkan menyediakan door prize serta piala-piala. “Khusus pialanya, buat seru-seruan, seperti, siapa yang the most nyablak atau the most celamitan. Semua kami yang menyiapkan. Khusus kru silakan istirahat. Selama ini mereka sudah berbuat banyak untuk kami,” ujar Sandy Tumiwa.

Selama kurang lebih 11 bulan, sinetron Intan menghiasi layar kaca anda. Selama itu pula memberikan kesan yang mendalam buat pemirsanya. Langkah yang diambil SinemaArt dengan menghentikan sinetron Intan, dinilai banyak pihak langkah bijak, Terkadang sebuah sinetron dipanjang-panjangkan hanya karena alasan rating. Padahal ceritanya sudah melenceng. “Intan sinetron terpanjang RCTI. Ini juga sinetron stripping terpanjang dengan performa rating yang paling stabil, hampir selalu masuk I 0 besar setiap minggunya. Kami hentikan karena memang ceritanya sudah selesai dan kami juga tidak mau memanjang-manjangkan karena bisa jadi kurang menarik,” ujar Harsiwi Ahmad, Direktur Program RCTI.

source: BINTANG INDONESIA ed.848 Juli 2007

Friday, August 03, 2007

LETTO's Event @ August 2007

01 Agustus 2007: Shooting TVC Indosat, Jakarta, Musica.
01 Agustus 2007: Shooting VCD Karaoke, Jakarta, Avant Garde
01 Agustus 2007: Interview: Kawanku Magazine, Majalah Gatra, Jakarta
05 Agustus 2007: Road Show Suzuki - RCTI, Jakarta, TMII
06 Agustus 2007: Interview: Suara Pembaruan, Tab.Teen, Tab.Bintang Indonesia, Tab.Cek & Ricek
07 Agustus 2007: Extravaganza [Tapping], Jakarta, Trans TV
07 Agustus 2007: HUT Kemerdekaan [Tapping], Jakarta, Trans TV
10 Agustus 2007: Pensi Teen, Bekasi
11 Agustus 2007: Gebyar BCA Indosiar [Live], Jakarta, Indosiar
12 Agustus 2007: Promo Novel, Jakarta
12 Agustus 2007: Cibubur, Kota Wisata Cibubur
14 Agustus 2007: Interview: Maj Gadis, Maj Seventeen, Maj Rollingstones, Jakarta
15 Agustus 2007: Press Confrence, Jakarta, Hard Rock Cafe
16 Agustus 2007: Instore Signing, Jakarta
17 Agustus 2007: Launching Album [Live on Air], Jakarta, SCTV
18 Agustus 2007: Prime Time Show [Live on Air], Jakarta, Trans TV
21 Agustus 2007: Interview: Tab Wanita Indonesia, Maj Aneka, Tab Gaul, Jakarta
21 Agustus 2007: Musik Spesial dengan Peterpan [Tapping], Jakarta, TransTV
22 Agustus 2007: Special by Request HUT SCTV [Live on Air], Jakarta, SCTV
24 Agustus 2007: HUT RCTI Ke- 18, Jakarta
25 Agustus 2007: BRI, Surabaya, Mall Pakuwon
27 Agustus 2007: Pensi Teen, Jakarta
28 Agustus 2007: Promo Radio, Jakarta
29 Agustus 2007: Pensi Teen, Interview Media Cetak, Bogor
30 Agustus 2007: Phoners Radio, Jakarta

Wednesday, August 01, 2007

Letto Sibuk Promosi Album

LUMRAH bagi kebanyakan band muzik sibuk memperjuangkan fahaman serta aliran muzik tersendiri. Tidak terkecuali band muzik dari seberang, Letto yang kini sibuk menjayakan promosi album pertama mereka, Truth, Cry & Lie di tanah air.

Padahal, mereka juga turut membawakan lagu bersifat romantis atau melankolik ballad yang berkisar mengenai tema cinta semata-mata.

Senario inilah yang sedang rancak berlaku di dalam industri muzik di Indonesia pada ketika ini.

Ironinya, band muzik dari sana sering mengatakan band muzik di Malaysia sering mengungkapkan persoalan cinta yang picisan.

Namun, berapa banyakkan band muzik di sana yang benar-benar mengutarakan lirik cinta berfalsafah sebagaimana Dewa 19?

Apapun, Letto yang dianggotai Sabrang Mowo Damar Panuluh atau Noe selaku vokalis dan pemain keyboard, Agus Riyono atau Patub (gitar elektrik & akustik), Ari Prastowo atau Arian (bass) dan Dedy Riyono atau Dedy (dram) ini tetap berpegang teguh bahawa muzik mereka memang punya kelainan yang tersendiri.

“Dari segi muzikal, pada dasarnya aliran muzik kami memang bernuansakan pop. Namun unsur muzik slendro (gamelan jawa) dan pelog turut digabungkan dengan permainan muzik moden.

“Hasilnya, ia berjaya membawa perbezaan di dalam karektor yang dibentuk di dalam jalur muzik kami itu. Pada masa yang sama pengaruh rock tetap memainkan peranan penting dalam setiap pembuatan lagu kami.

“Dengan semua yang ada inilah, ia menjadikan Letto sebagai sebuah band muzik yang cukup unik. Malah, di Indonesia sendiri, kami memang diiktiraf sebagai band yang punya kelainan muzik tersendiri,” kata Neo selaku jurucakap band muzik terbabit.

Dari segi lirik pula, Noe berkata, tidak dinafikan kebanyakan lirik mereka bercerita mengenai tema percintaan.

source: http://www.hmetro.com.my

Letto Luncurkan Album Baru di Malaysia

Letto, kuartet musik asal Yogyakarta, meluncurkan album Truth, Cry & Lie di pasar musik Malaysia, setelah beberapa lagunya seperti Ruang Rindu, Sandaran Hati, dan Sampai Nanti, Sampai Hati berhasil menduduki tangga teratas di beberapa stasiun radio di Malaysia.

Pada peluncuran album di sebuah hotel di Petaling Jaya, Selangor, Senin (23/7) sore, empat anak muda Jawa yang mendirikan Letto tahun 2004 yakni Noe, Patub, Arian, dan Dedi membawakan dua buah lagi yakni Sandaran Hati dan Ruang Rindu sebelum melakukan jumpa pers dengan media massa di Malaysia.

Grup musik ini akan melakukan serangkaian promosi termasuk wawancara di radio dan TV dan terakhir melakukan konser gratis bagi masyarakat Malaysia di Mid Valley, sebuah 'shopping mall' terbesar di Kuala Lumpur, 24 Juli 2007 dan di Ruums, Life Center - Kuala Lumpur, pada Jumat malam, 27 Juli 2007.

Sebelum melakukan konser, artis Malaysia yang sedang naik daun yakni Farawahida akan melakukan konser pembukaan dengan mendendangkan empat lagu yang terdiri dari Semuanya Ada Di Sini, Buah Hati, Rakus, dan Tanpamu.

Album Letto yang pertama ini sebelumnya juga mendapatkan anugerah Planet Muzik 2007 sebagai group musik terbaik di Singapura pada 8 Juni 2007.

Ketika ditanya mengenai penjualan albumnya, penyanyi Letto, Noe yang juga putra dari Emha Ainun Najib, merasa yakin penjualan albumnya juga akan sukses seperti di Indonesia yang berhasil terjual 380 ribu unit.

Source: antara

Letto Goyang Kuala Lumpur

Kuala Lumpur, CyberNews. Teringat ku teringat, pada janjimu ku terikat, hanya sekejap ku berdiri, kulakukan sepenuh hati, demikian lirik lagu Sandaran Hati yang dimainkan Letto berirama dangdut membuat masyarakat Kuala Lumpur bergoyang, Jumat malam (27/7).

Lagu Sandaran Hati yang dimainkan dalam irama dangdut ternyata membuat masyarakat Kuala Lumpur yang memenuhi Ruums Cafe, Kuala Lumpur, pada malam itu semakin histeris dan bergoyang setelah sebelumnya didendangkan lagu romatis U and I, Truth, Cry and Lie, dan Sampai Nanti, Sampai Mati.

Penampilan Letto malam itu juga merupakan akhir dari promosi grup musik tersebut di Malaysia setelah sebelumnya mereka melakukan serangkaian promosi sejak Senin (23/7), minggu ini. Sebelumnya, Letto melakukan promosi di shopping mall Mid Valley, dan beberapa radio terkemuka di Malaysia seperti Era FM, Hot FM, dan Suria FM.

Lagu-lagu Letto seperti Ruang Rindu dan Sandaran Hati diputar berulang-ulang di radio Era dan Hot FM. Banyak masyarakat Malaysia hafal dengan lagu itu dan menyanyi di udara melalui radio-radio tersebut.

Di Ruums Caffe, tempat Peterpan luncurkan album ke-3 itu, satu per satu, Noe vokalis Letto dengan menggunakan topi sebagai ciri khas penampilannya, menyanyikan 10 lagu yang ada di dalam album mereka.

Lagu Ruang Rindu ternyata sangat diminati masyarakat Malaysia, mereka melakukan koor bersama Noe sebelum menutup konsernya.

Setelah usai, masih banyak penonton yang tak mau beranjak pulang seakan-akan masih berharap Letto menyanyi hingga pagi. Letto kemudian memberikan waktu kepada para penonton, secara giliran, untuk berfoto bersama.

Begitu keluar, di luar pintu ada orang yang bagi-bagikan brosur. Ternyata Marcell akan melakukan konser tunggal di Planet Hollywood, Kuala Lumpur, 19 Agustus 2007, sementara beberapa hari ini radio Malaysia sering promosikan grup musik Ungu yang akan konser di Kuala Lumpur, 11 Agustus 2007.( ant/Cn08 )

source: antara