LETTO on Facebook

Sebelum Cahaya (Video Clip)

Tuesday, October 31, 2006

Untitled (From Palembang To Jogja)

Oleh: Metha Kurniaty, merely_an_id@yahoo.co.id

Beberapa bulan belakangan ini, kami mencoba untuk lebih dekat lagi ke Letto
Bukan hanya sekedar memaknai apa sebenarnya inti dari lagu yg mereka miliki.
Tapi mencoba untuk lebih dekat juga dengan sekumpulan manusia yang ada di belakangnya.
Letto bagi kita-kita, pertama ada, hnya sebagai lagu pengisi waktu luang saja
Tapi belakangan berubah menjadi lagu yang WAJIB didengarkan
Untuk beberapa alasan, kita menyebut mereka SODARA ...
( ... ehehe... semoga saja mereka tidak keberatan yaa ... )
Bukan karena adanya ikatan darah diantara kita
Tapi lebih ke persamaan pengalaman hidup, yang ada pada lagu mereka

Friday, October 20, 2006

Video: HeartBreaker


Penampilan Letto di Soundrenaline 2006 di Ancol dengan lagu Heartbreaker, lagu yang belum pernah di rilis Letto tapi udah sering dibawain kalo pentas.

Kalo mo liat video yang lengkapnya boleh klik di: SINI

Friday, October 06, 2006

Harus Berjuang Tanpa Arian

SUKSES pada album pertama tidak lanatas membuat anak-anak Letto terlena dalam euforia keberhasilan mereka. Buktinya sampai saat ini band bermarkas di Jogja ini masih terlihat sibuk menggelar pertunjukan di beberap tempat untuk memprkenalkan album baru mereka tersebut.
Bahkan karena tuntutan itu pula, para personelnya juga harus bolak-balik Jogja-Jakarta karena memang tawaran banyak yang berasal dari sana. Band yang didukung penuh oleh Noe (vokal), Ari (bass), Patub (gitar), Dedy (drum) ini memang sedang naik daun. Musik mereka yang sederhana membuat kehadiran mereka mudah diterima oleh pencinta musik.

Tapi seminggu terakhir ini, seabrek aktivitas yang telah ditata dengan baik tiba-tiba harus disesuaikan lagi. Apa gerangan yang menyebabkan anak-anak Letto harus melakukan hal ini? Ari, sang bassis beberapa hari yang lalu tertimpa kecelakaan. Kecelakaan yang dideritanya tergolong parah, tulang pergelangan tangan kiri dan tulang selangkanya patah.

Hal ini menyebabkan Ari untuk sementara tidak bisa ikut serta dalam acara-acara yang melibatkan nama Letto. Ia harus berjuang keras untuk menyembuhkan cederanya. Menurut Noe, mereka tidak bisa memastikan kapan kira-kira Ari bisa bergabung kembali. ”Dokter yang merawat Ari mengatakan bahwa kemungkinan besar Ari harus istirahat hingga tiga bulan ke depan. Itu artinya kami akan kehilangan dia selama waktu tersebut,” ujar putra semata wayang budayawan kondang Emha Ainun Najib ini.

Cederanya Ari membuat para personel Letto yang lain sempat kocar-kacir untuk mencari penggantinya. Maklumlah, mereka sama sekali tidak menduga kejadian yang menimpa Ari. Tapi menurut Noe, untuk saat ini mereka telah mengisi lowongnya posisi basis. Formasi terbaru mereka terlihat ketika mereka manggng di Semarang pada event Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2006 beberapa waktu yang lalu.

Walaupun begitu, rencana jangka menengah membuat album baru tidak terlalu berpengaruh. Semua kru saat ini sedang berusaha keras untuk mengumpulkan materi untuk album Letto yang kedua tersebut. Untuk album anyar tersebut, Noe dan kawan-kawan masih mengusung bendera Musica studio sebagai major label-nya.

”Rencananya album baru kita akan segera dirilis pada awal 2007. Sampai saat ini, proses pengerjaannya sudah mencapai 60 persen,” tandas cowok berambut keriting ini. Untuk recording-nya sendiri, para personel Letto tidak merasa ada masalah karena mereka mempunyai studio rekaman sendiri.

Selain handal dalam bermusik ternyata anak-anak Letto juga ahli dalam hal Digital recording, bahkan mereka juga sering menggarap album musisi-musisi lain di Jogja, terutama untuk pendatang baru. Ketika sedang tidak ada tawaran manggung keempat anak muda ini biasanya ngumpul di studio yang mereka kelola ”Geese Studio”, bahkan studio ini jugalah yang menjadi base camp mereka.

Letto Tetap Memikat

PEMBETOT bas Letto, Arian, kecelakaan, beberapa waktu lalu. Tangannya retak. Tak ayal, dia tak bisa tampil dalam beberapa kali pertunjukan grup dari Yogya itu. Namun meski tanpa Arian, Letto tetap memikat saat menghibur ribuan peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Wonderia, Semarang, Jumat (8/9) malam.

Grup itu membuka penampilan dengan tembang "Seberapa Cinta" dari album perdana, Truth, Cry, and Lie. Pada sesi pertama, mereka menyuguhkan lima lagu berturut turut.
Pada sesi kedua, mereka memasukkan unsur musik tradisional bercorak slendro dan pelog dalam instrumen modern. Beberapa lagu yang mereka lantunkan memang belum begitu akrab di kuping peserta OSN. Namun saat Letto melantunkan lagu pop manis "Sandaran Hati", para penonton pun turut menyanyi.

Tak ingin kehilangan momen baik itu, sang vokalis Noe menggebrak dengan lagu andalan "Sampai Nanti, Sampai Mati". Putra sulung Emha Ainun Nadjib itu menyampaikan pesan agar para ABG itu terus berprestasi. "Kalian kan anak-anak pintar yang terpilih mewakili setiap provinsi. Tetap tekun belajar ya, biar bisa terus pinter," ujarnya.

[sumber: suara merdeka]

Kelembutan Letto

SUDAH banyak musisi asal Kota Yogya yang sukses meretas karier di jagad musik Indonesia. Sebut saja Sheila on 7, Jikustik, dan Shaggy dog, yang sampai sekarang tetap menjadikan Yogya sebagai salah satu kiblat musik tanah air. Letto menjadi salah satu generasi teranyar band asal kota Gudeg, yang berhasil mencuri perhatian publik lewat album pertama mereka Truth, Cry and Lie

Letto semalam hadir di Semarang, dalam rangka malam keakraban peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2006. Mereka benar-benar menjadi bintang yang begitu dinanti-nantikan ratusan siswa-siswa berprestasi yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Letto, band beraliran pop yang dibesarkan oleh Noe (vokal), Ari (bass), Patub (gitar) dan Dedy (drum) ini, memang selalu tampil seadanya dan sederhana. Tapi hal itu tidak mengurangi permainan mereka. Keempat anak muda ini benar-benar dalam kondisi prima. Kekompakan mereka di atas panggung terlihat dari setiap lagu-lagu yang mereka lantunkan.

Ketika Noe pertama kali naik ke panggung, sontak para pelajar yang tadinya duduk manis di tempat duduk masing-masing, langsung berhamburan ke depan panggung. Mereka pada umumnya ingin menyaksikan personel Letto secara lebih dekat.
Mereka seolah tidak sadar, bahwa di tempat itu anak-anak di temani Gubernur Jateng, H Mardiyanto. Gubernur pun terlihat tersenyum menyaksikan tingkah polah para siswa itu.
Ratusan kamera yang dibawa para pelajar pun langsung beraksi mengabadikan aksi panggung band Letto. Ternyata walaupun masih dalam usia yang boleh dibilang cukup belia, mereka sudah menunjukkan apreasiasinya pada bidang musik. Siswa-siswi yang rata-rata berotak encer itu, juga bisa menyanyikan lagu-lagu Letto.

Alunan nada dari album pertama Letto pun muncul satu persatu. Di mulai dengan kemunculan lagu Sebenarnya Cinta, kemudian berturut-turut hadir gita Tak Bisa Biasa, I’ll Find Away, U & I dan Ruang Rindu. Tembang-tembang itu ditampilkan sebagai lagu jagoan untuk sesi yang pertama. Pada sesi kedua, mereka membawakan sebuah lagu wajib nasional yang sarat aura patriotisme Berkibarlah Benderaku. Menurut Noe, lagu itu merupakan lagu wajib mereka ketika manggung.

Putra budayawan kondang, Emha Ainun Najib ini, lagi-lagi unjuk kebolehan lewat hits No One Talk About Love Tonite, Truth, Cry and Lie dan Sampai Nanti, Sampai Mati.


09 Sep 2006 04:23 pm.
[sumber: wawasan]