Semua kehidupan kita adalah berlibur dan semua kehidupan kita adalah kerja. Karena itu, setiap aktivitas kerja kita, kita anggap liburan juga. Jadi, itu bukanlah konsep dualisme, itu sebenarnya konsep yang sama. Demikian jawaban yang diucapkan Noe, mewakili teman-temannya di Band Letto ketika ditanyakan tentang rencana untuk berlibur anak-anak Letto setelah tidak ada jadwal manggung.
Beberapa kalimat diatas meluncur dengan tegas dari mulut seorang Sabrang Mowo Damar Panuluh, atau yang akrab dipanggil Noe. Pemuda kelahiran Yogyakarta, 10 Juni 1979, leader sekaligus vokalis Band Letto, yang baru saja meraih penghargaan sebagai grup band pendatang baru terbaik berkat lagu Ruang Rindu di album Truth, Cry, and Lie produksi Musica pada ajang SCTV Music Award 2007.
Noe menjelaskan, secara pasti tidak diketahui kapan grup musik Letto terbentuk.
Namun para personelnya adalah sahabat dekat sejak SMA dan mengaku mulai merbentuk Band ini pada 2004.
Grup musik para cowok ini semula adalah 'kumpulan' persahabatan siswa SMU 7 Jogjakarta. Sekian lama berpisah, akibat kesibukan kuliah, akhirnya mereka bertemu kembali dan berkarya bersama.
Grup musik asal kota Gudeg ini beranggotakan Noe (Sabrang Mowo Damar Panuluh, Yogyakarta 10 Juni 1979), Patub (Agus Riyono, Yogyakarta, 2 Agustus 1979), Arian (Ari Prastowo, Bantul 27 Maret 1979) dan Dhedot (Dedi Riyono, Yogyakarta 23 Januari 1987).
Album pertama mereka bertajuk Truth, Cry, and Lie yang dirilis pada 2006. Namun sebelumnya Letto juga pernah merilis album PILIH 2004, namun saat itu nama grupnya masih bernama Leto (satu L).
Bukan bermaksud berfilosofi, Noe kemudian menjelaskan bahwa demikianlah pandangan anak-anak Letto tentang hidup. "Dimanapun, bukan masalah tempatnya, tapi gimana masalah menata hatinya." ungkapnya.
Jadi, setiap hari adalah liburan seperti moto "every day is sunday in Jogya".
source: wisatanet.com
LETTO on Facebook
Thursday, June 14, 2007
Letto: Everyday Is Sunday
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment