Judul: Lethologica
Penyanyi: Grup Letto
Produksi: Musica Studio’s
Review: Kompas
Hampir semua lirik di album ketiga Letto ini adalah stok lama, atau sejak lama telah ditulis oleh Noe, vokalis Letto. Noe ini memang gemar membikin syair dan lirik lagu, yang merupakan bentuk pengamatannya terhadap alam di sekelilingnya.
Beberapa kalimat mengandung metafora, yang kemudian bisa ditafsirkan macam-macam. Bahkan, lagu ”Sebelum Cahaya” yang ada di album kedua, Don’t Make Me Sad, masih ditafsirkan orang setelah delapan bulan album beredar. Seperti dikatakan Noe, orang itu menafsirkan ”Sebelum Cahaya” sebagai shalat malam (tahajud).
Begitulah lirik menjadi kekuatan bagi Letto, yang berawak Noe (vokal, keyboard), Patub (gitar), Arian (bas), dan Dedy (drum). Kekuatan lain adalah lagu yang enak didengar dan gampang ditirukan. Dipadu dengan sound gitar yang nge-blues, musik Letto terdengar makin khas. Letto pun menyerap berbagai kemungkinan pengembangan teknologi yang diinternalisasi ke dalam aransemen musik. ”Kami mencoba seenak mungkin. Kalau tidak enak, ya kami tidak pakai,” tukas Noe.
Ada 12 lagu dalam album ketiga ini, dengan single hit ”Lubang di Hati”.
Produser Eksekutif Musica Studio’s Indrawati Widjaja mengatakan, sejak beredar 8 Januari 2009 hingga pekan ini, album ini sudah terjual lebih dari 50.000 keping. Letto hadir dengan konsep: mereka memberi makna pada setiap lagu.
Sunday, January 25, 2009
Memberi Makna Setiap Lagu
Friday, January 23, 2009
23.01.2009: Happy B'Day Dedy Riyono
"selamat ulang tahun buat drummer kita... semoga tambah sukses dan segera menyusul sang kakak....."
About Dedy
Dedy Facebook Page
LETTO Pages
Letto Bikin Lagu Anak-Anak
Kontes menyanyi anak-anak Idola Cilik ternyata mendatangkan inspirasi untuk grup band Letto. Di album terbaru mereka, Noe dan kawan-kawan memuat sebuah lagu anak-anak. Mereka ingin anak-anak Indonesia tak melulu nyanyi lagu orang dewasa.
"Di sana (Idola Cilik-red), ibu-ibu minta kami membuat lagu khusus anak-anak, agar anak-anak bisa menyanyikannya dan tidak menyanyikan lagu-lagu dewasa," ujar Noe sang vokalis dalam jumpa pers di Djakarta Theater XXI Lounge, Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (22/1/2009).
Selain 'Layang-layang', ada 11 lagu istimewa lain di album terbaru Letto. Album ke-3 grup band asal Yogyakarta itu dinamai Lethologica. Apa maksud Lethologica?
"Itu nama asli dari sebuah kelainan psikologis. yang membuat seseorang bisa lupa, tentang sebuah kata kunci atau nama dalam sebuah percakapan," jelas Noe.
Nama Lethologica dipilih sebagai judul album karena anak-anak Letto pernah kluliah psikologi. Nama berbahasa Inggris itu juga konsisten mereka pakai sejak merilis album pertama.
Dalam menggarap album terbarunya, Letto tak menemui kendala berarti. Kesulitan paling besar yang pernah mereka temui adalah seringnya mati lampu saat proses rekaman Lethologica
source: detik
Wednesday, January 21, 2009
Launching LETHOLOGICA Malam Ini Di RCTI
Tanggal 21 januari, hari rabu, album ketiga LETTO akan secara resmi diluncurkan di Studio 1 RCTI Jakarta. Album berjudul LETHOLOGICA yang secara ekskluif akan dibawakan langsung LETTO secara live di acara Duet Super Band mulai jam 10.30 malam ini.
Album berisi 12 lagu kombinasi lagu berbahasa Indonesia dan Inggris serta satu lagu semi instrumental merupakan album ketiga setelah Truth Cry & Lie dan album Don't Make Me Sad yang diterbitkan Musica Studio's dengan single andalan Lubang Di Hati. Single ini juga menjadi lagu tema salah satu sinetron di RCTI berjudul Rafika.
Tunggu aja penampilan malam ini langsung dari studio RCTI.
Monday, January 19, 2009
Yang Unik Dari Single Lethologica
[a word for when a word loses meaning. there is a word that explains the effect of saying a word repeatedly until it loses its meaning. what is that word? i know i've heard it, but can never remember it]
salah satu lagu yang unik dan menarik dari album ketiga letto ini diberi nama sesuai judul albumnya 'lethologica', lagu tanpa lirik kecuali lengkingan penggalan kata 'lethologica' yang berulang menjadikan single ini melawan pasar alias permainan musik eksperimental khas letto sesungguhnya, ada paduan sayatan gitar patub dan lengkingan noe serta kombinasi unik drum dedy & bas milik arian. banyak perpaduan unsur etnik yang muncul di sini misalnya musik tanah minang. meski sepintas kadang rasa musik jazz fushion di era karimata atau krakatau dahulu kala. musik eksperimental dipadu musik etnis ini seringkali dibawakan letto pada saat pentas membawakan lagu hitsnya diaransemen ulang dengan paduan musik etnis seperti minang, bali, jawa bahkan musik khas dari china.
penasaran dengan single lethologica ini? simak aja di: LETTOpages
Friday, January 16, 2009
Lethologica, Bermain Dengan Kata-kata
Bermain dengan kata-kata mungkin sudah jadi kebiasaan Noe sejak kecil. Jadi tak perlu heran kalau dia punya setumpuk lirik yang siap untuk dituangkan dalam nada-nada. Kadang terkesan sangat serius dan cenderung religius. Padahal di balik semua itu, Letto menyimpan kenakalan-kenakalan yang bisa bikin kita tertawa terpingkal.
Dan Lethologica bukanlah sebuah kesalahan pengetikan atau sok pelesetan. Lethologica yang merupakan nama dari sebuah kelainan psikologis yang membuat seseorang bisa lupa tentang sebuah kata kunci atau nama dalam sebuah percakapan. Jelas beda dengan Lettologica yang jadi dasar band ini melangkah. Terlepas dari itu pelesetan atau tidak, namun bermain dengan kata-kata adalah hal yang sangat menyenangkan. Apalagi kalau kata-kata itu memberi sebuah makna baru.
Namun jangan terjebak untuk berpikir terlalu berat tentang album ini. Toh, saat mereka tiba pada proses penyelesaian lagu, Lettologica (yang artinya cara berpikir anak-anak Letto) berfokus pada keindahan, kemudahan diterima dan menghibur hati. Apalagi mereka bekerjasama dengan dua orang produser yang sudah terlihat kehebatannya memoles band, Noey dan Capung. Matang deh lagu mereka.
Ada beberapa lagu di album ini yang pantas mendapatkan perhatian khusus. Yang pertama adalah Lubang Di Hati. Sebuah lagu yang bisa membuka mata kita dan melihat dunia ini dengan perspektif yang berbeda. Memandang cinta dengan pola pikir dan emosi yang lebih tertata. Dan mengajak kita tak pernah berhenti melalui kesenangan hidup yang kadang melelahkan. Dipilih sebagai single pertama dengan penuh harapan bahwa Letto bisa mengisi lubang di relung relung hati para pecinta musik.
Berikutnya Letto menawarkan sebuah obat mujarab untuk menghilangkan kesedihan. Yaitu sebuah lagu berjudul Senyumanmu. Terdengar klise mungkin, tapi kita semua tentu percaya kalau sebuah senyuman bisa memberikan efek positif ke semua orang. Satu senyuman yang tulus bisa kehancuran hati seseorang. Sebuah senyuman bisa memancarkan lagi keindahan yang ada di dalam diri kita. Itulah yang ingin kami lihat, sebuah senyuman di wajah kalian.
Selanjutnya ada sebuah lagu yang berjudul Ku Tak Percaya. Lagu ini bisa menggambarkan kehancuran hati seseorang saat termakan janji palsu sang buaya darat. Dan lagu ini bisa jadi theme song untuk tahun 2009 yang akan diwarnai berlangsungnya pesta demokrasi. Saat banyak orang menawarkan berbagai janji-janji indah, untuk menarik perhatian kita. Lagu ini bisa membantu kita untuk mempertanyakan lagi janji-janji yang mereka banggakan itu. Apakah mereka memang pahlawan yang kita nanti, atau hanya sekedar buaya penebar janji.
Secara musikal, Letto mencoba mengimbangi permainan kata-kata yang puitis penuh makna itu dengan komposisi yang bisa memainkan emosi. Tetap simple, tapi punya sentuhan-sentuhan di setiap lagu untu membawa kita untuk lebih mendalami arti lagu tersebut. Dan kalau Noe mendominasi penciptaan lirik, bukan berarti personel yang lain enggak mau menulis lirik. Satu lagu istimewa di persembahkan oleh Patub dengan judul Itu Lagi Itu Lagi. Lirik sinisme ringan penuh dengan canda di balut oleh arransemen musik yang bernuansa sangat riang. Bisa membuat kita seperti berada di taman bermain.
Secara konsep, Letto terlihat sangat berbeda dengan band-band yang sekarang ini banyak bermunculan. Mereka tidak terseret arus bermain dengan nada-nada melayu, tapi tetap berusaha eksis dengan gaya mereka sendiri. Bermain dengan kata-kata yang penuh makna dan musik ringan yang menghanyutkan. Bahkan konsep kemasa album pun membuat mereka terlihat berbeda. Artwork yang memamerkan karya-karya fotografi dalam potongan-potongan kecil, menunjukan kalau mereka bukanlah band yang sekedar mencari peruntungan dengan menjual satu dua lagu dalam kemasan seadanya. Ini adalah sebuah album komplit yang mungkin susah dicari sekarang ini. Sebuah album yang layak menjadi koleksi di rak cd kita semua. Semoga bisa menjadi pengisi lubang di hati dan mengisi hari-hari kita.
Album: Lethologica (2009)
Artis: Letto
Produksi: Musica Studio's
Produser: Noey & Capung
.:: Press Release Musica Studio's ::.
Thursday, January 08, 2009
LETHOLOGICA, Album Terbaru LETTO
Hari ini album ketiga LETTO sudah beredar di toko-toko musik dan menurut rencana tanggal 21 januari ini juga akan dilaunch secara resmi. Salah satu single andalan 'Lubang Di Hati" sudah terlebih dahulu di lempar di pasaran dan diperdengarkan via radio & RBT bahkan menjadi lagu tema salah satu sinetron di TV swasta.
Album LETHOLOGICA berisi 12 track terdiri dari 3 lagu berbahasa Inggris dan 9 lagu berbahasa Indonesia dengan aneka macam warna musik khas letto dan lirik yang menyentuh. Banyak lagu kuat di album ini dan diperkirakan juga laku menjadi lagu tema sinetron setelah single 'Lubang Di Hati". Warna musik etnis juga merasuki sebagian lagu di album ini termasuk musik etnik Bali dan Minang selain muik etnik Jawa tentunya.
Menurut Noe beberapa waktu yang lalu, judul album Lethologica mewakili perasaan Letto yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata tetapi dengan musik, Lethologica sendiri punya arti penyakit disorder, menggambarkan saat dimana kita tidak bisa mengingat apa yang kita inginkan
Buruan dengerin album ini dan resapi makna cinta meskipun kata LETTO sendiri album ini gak ada hubungannya dengan cinta tetapi kenyataan di dunia musik cinta masih jadi komoditi dan cinta khas LETTO adalah cinta yang universal....
Untuk mendengarkan track demi track album in dapat mengunjungi LETTOpages di:
LETTO On Facebook
Track List (in alpabetical order):
1.Almost
2.Bird Song
3.Hapuskan Keluhanmu
4.Itu Lagi Itu Lagi
5.Jalan Yang Hilang
6.Kepada Hati Itu
7.Ku Tak Percaya
8.Layang-Layang
9.Lethologica
10.Lubang Di Hati
11.Putih
12.Senyumanmu
Author: Tamtomo | More Music On: www.tamtomousic.co.cc
Wednesday, January 07, 2009
Letto Pilih Rasa Bali dan Minang
Pembelajaran musik yang telah dilalui Letto sejak memulai karier di dunia musik, membawa nuansa baru ke album ketiga mereka, yang berjudul Lethologica. Unsur-unsur musik etnik dimasukkan Letto ke dalam beberapa lagu terbaru mereka.
"Jika pendengar lebih teliti, pasti akan menemukan musik etnik Bali dan Minang di beberapa lagu dalam album ketiga Letto," kata Noe, vokalis Letto, saat ditemui di Studio Penta, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (6/1).
Kendati begitu, benang merah yang mengidentikkan lagu-lagu terbaru dengan lagu-lagu Letto yang telah menjadi hit, dikatakan Noe, akan tetap lekat. "Karena yang bikin lagu orangnya itu-itu juga, dengan sendirinya akan muncul benang merah dalam setiap lagu Letto. Yang bertambah hanya referensi kami dalam bermusik," sambungnya.
Bali dan Minang dipilih Letto bukan karena mereka menilai keduanya lebih menarik dibandingkan dengan suku-suku bangsa lainnya di Indonesia. "Tapi, karena musik Bali dan Minang kami rasa cocok dimasukkan ke lagu Letto," ujarnya.
Judul Lethologica pun dipilih sebagai perwakilan dari lagu Letto yang mengungkapkan sebuah perasaan yang sulit diungkapkan lewat kata-kata. "Lethologica itu sebuah penyakit disorder. Lupa keyword dari kalimat yang ingin kita katakan. Album ini juga enggak ada hubungannya dengan cinta. Tapi, bisa diterjemahkan sebagai suatu bentuk cinta," terang Noe. Rabu (6/1), album Lethologica akan mulai dilempar ke pasar.
Sunday, January 04, 2009
Album ke-3, Letto Jagokan 'Lubang di Hati'
Band asal Yogyakarta, Letto menuju tahap akhir merampungkan album ketiganya. Mereka pun menjagokan single 'Lubang di Hati' yang kini sudah berkumandang di radio-radio. Lagu tersebut ciptaan Noe sang vokalis dan Cornel, additional gitar Letto.
"Alhamdulillah rekaman dan mixing kelar dan mulai masuk mastering. Hits pertamanya udah yaitu 'Lubang di Hati'," ujar Dhedot sang drummer kepada detikhot via ponselnya.
Pelantun hits 'Permintaan Hati' itu mulai menggarap album ketiganya setelah 'Don't Make Me Sad' sejak September lalu. Namun tak hanya konsen di studio, kegiatan pentas pun masih berjalan.
"Full rekaman semua di Yogyakarta. Mixingnya ada yang di Yogyakarta ada juga di Jakarta. Masih ada jadwal manggung juga. Kalau menurutku justru enak gitu. Rekamannya jadi santai," jelas Dhedot.
Jika tak ada aral melintang, rencananya album yang diberi tajuk 'Lethologica' itu akan dirilis Januari 2009. Dalam album ini Letto mengikutsertakan 12 track baru yang tiga di antaranya berbahasa Inggris.
Detik.Com
Lethologica Yang Sarat Cinta
Para penggemar Letto akan mendapat kado Tahun Baru berupa album baru. Karya terbaru grup band Jogja itu diberi tajuk Lethologica. Album ini tak jauh berbeda dari album sebelumnya, yakni Ruang Rindu dan Sandaran Hati. Khas Letto adalah menyajikan musik yang kental seolah ingin menyejukkan jiwa dengan tema yang mengarah pada ketuhanan, kehidupan sosial dan cinta.
Lagu di album baru, hampir semuanya puitis. Letto juga tetap mempertahankan keunikan dengan memasukkan lagu berbahasa Inggris.
Lethologica berisi 12 lagu, sembilan lagu berbahasa Indonesia dan tiga lainnya menggunakan lirik bahasa Inggris. Proses rekaman dilakukan di salah satu studio di Jogja, Geese. “Proses penggarapan album ini baru sekitar dua-tiga bulan lalu,” ungkap Aldi, Manajer Letto, kemarin.
Single yang dijagokan adalah Lubang di Hati yang kini juga sudah berkumandang di radio Jogja. Lagu tersebut adalah ciptaan Noe, sang vokalis dan Cornel, additional gitar Letto.
Dalam album sebelumnya Dont Make Me Sad, Letto berhasil meraih Platinum Awards dengan penjualan di atas 150.000 copy dalam waktu 3 bulan. Beberapa penghargaan pun telah didapatkan antara lain penghargaan AMI Awards 2008 untuk kategori aktifasi RBT (Ring Back Tone) terbanyak untuk lagu Ruang Rindu dari debut album Truth, Cry, and Lie.
Album pertama Letto juga berhasil meraih penghargaan kategori Album Pendatang Baru pada ajang SCTV Music Award 2007 dan juga telah mendapatkan anugerah sebagai grup musik terbaik di ajang Planet Muzik 2007 di Singapura pada 8 Juni 2007.
Namun pada album ketiga ini, Aldi tak ingin muluk-muluk mengulang kesuksesan dari dua album sebelumnya. “Mengalir saja, kalau responnya bagus dan albumnya laku ya alhamdulillah, tapi kalau tidak ya tak jadi masalah,” imbuh Aldi.
Para personel Letto adalah sahabat dekat sejak SMA, mereka bertemu pertama kali di SMA 7 Yogyakarta. Setelah SMA, mereka sempat berpisah tapi di akhir tahun 1999 mereka berkumpul lagi. Pada 2004 terbentuklah band dengan nama Letto. Grup musik asal kota gudeg ini beranggotakan Noe (Sabrang Mowo Damar Panuluh) sebagai vokal, Patub (Agus Riyono) menempati posisi gitar, Arian (Ari Prastowo) si bassis, dan Dhedot (Dedi Riyono) pada drum.
Letto adalah sebuah nama tanpa arti, sengaja dibuat demikian agar tidak mengarah pada sifat apa pun, tidak asumtif. Tujuannya agar para personel Letto selalu terpacu untuk terus berkarya, berusaha mencari makna Letto dengan semua proses kreatif yang mereka lakukan.
Oleh Angelia Dewi Candra
http://koranjogja.com