LETTO on Facebook

Sebelum Cahaya (Video Clip)

Monday, May 08, 2006

Letto Beraksi, Mal pun Sesak

Senin, 1 Mei 2006, SAMARINDA-, Ratusan ABG memadati Mal Lembuswana Sabtu (29/4) malam lalu. Letto, band asal Jogjakarta yang ngetop lewat lagu Sampai Nanti, Sampai Mati... berhasil menyedot perhatian pecinta musik di Kota Tepian.
Letto yang diperkuat oleh Noe (vokal), Patub (gitar), Ari (bass) mampu menyuguhkan lagu-lagu yang membuat pecinta musik berdiri tegak dimulai pukul 19.00 Wita hingga usai penampilan mereka.

Noe sang vokalis tak pernah bosan mengungkapkan kekagumannya pada Samarinda.
"Ini pertama kalinya kami (Letto, red) ke Samarinda. Dan ternyata orang Samarinda ramah-ramah banget, jadi betah di sini (Samarinda, red)," ujar Noe yang diikuti riuh tepuk tangan penonton.

Yang unik, penggemar Letto yang notabene digawangi oleh 4 cowok, tidak hanya dari para cewek, kalangan cowok pun terlihat histeris dan menikmati setiap lagu yang disuguhkan. Bahkan sekelompok pria berambut gondrong dan berpenampilan ala preman berdiri di atas meja hanya demi bisa menyaksikan Letto.
Saat hits Sandaran Hati dinyanyikan, mereka terlihat enjoy bahkan hapal dan ikut bernyanyi.

Siang harinya, tepatnya pukul 15.00 Wita, band yang baru merilis album bertitel Truth, Cry and Lie ini menghadiri jumpa pers di Ijima Café Jl S Parman Samarinda.
Dalam jumpa pers tersebut Noe dan rekan-rekan blak-blakan bercerita seputar album dan kehidupan mereka.
Saat ditanya mengenai kesan pertama ketika tiba di Samarinda ada pengakuan yang sempat mengundang senyum.
"Samarinda itu kota yang bersih, se-enggaknya lebih bersih dibanding Jogja," cuap Noe tanpa beban.

Begitu pula saat Letto didaulat untuk memperkenalkan diri masing-masing, "Saya Noe, di Letto saya kebagian jadi pemandu sorak," cuap cowok yang mengaku menciptakan lagu berdasarkan pengalaman pribadinya.

Letto memang buka band baru. Sebelum merilis album Truth, Cry and Lie, mereka pernah masuk di kompilasi Pilih 2004 dengan menyodorkan tembang berbahasa Inggris berjudul I'll Find Away.

Saat disinggung soal lagu-lagu Letto yang banyak berbahasa Inggris, Patub sang pemetik gitar angkat bicara.
"Bukannya sok ke Inggris-Inggrisan. Tapi menurut kami kalau dari bahasa Inggris kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan dituangkan dalam lagu, musiknya jadi aneh, nggak pas di dengar," beber Patub.

Usai menggelar jumpa pers di Ijima Cafe dan manggung di Mal Lembuswana, malamnya sekitar pukul 23.00 Wita Letto kembali unjuk gigi dengan tampil di Crown Cafe.
Kehadiran Letto di Samarinda adalah persembahan dari LA Light untuk pecinta musik di Samarinda.

Sumber: Kaltim Post


No comments: