Padang, Padek—Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Noe, vokalis grup band Letto yang tengah naik daun itu ternyata putra budayawan Emha Ainun Najib hasil perkawinannya dengan Neneng.
Rupanya gaya pendidikan Cak Nun (panggilan Emha) begitu membekas terhadap anaknya. Saat berbincang, Noe menyebut ayahnya dengan inisial CN (kependekan dari Cak Nun).
“Sejak kecil hingga sebesar ini, belum pernah dia memerintah harus begini atau begitu. Dia selalu mengajarkan dasar pemikiran yang jelas. Mau main hujan aja harus tau alasannya apa,” papar lelaki berzodiak Gemini itu.
Menurutnya CN membekali banyak hal, termasuk mendekatkan dirinya pada Tuhan. Tapi jangan bayangkan budayawan mbeling itu menyuruh anaknya shalat, ngaji atau perintah-perintah akhirat yang sejenisnya.
“Untuk urusan spiritual, CN mengajari saya misalnya, saat melihat rumput yang tumbuh. CN mengatakan itu bukan saja proses alam, melainkan proses Tuhan juga ada di situ,” tukas penyuka makanan Sushi ini. CN mengajarkan bagaimana hidup dan memahami masalah. “Makanya saya lebih menganggap CN sebagai teman daripada sebagai orangtua,” lanjutnya.
Sejak kecil Noe, tinggal di Metro daerah Lampung. Saat menginjak umur 6 tahun, orangtuanya memutuskan bercerai. Noe menjadi korban broken home? Ternyata tidak. Memang dia sempat bertanya-tanya tentang hubungan kedua orangtuanya. Sehingga wajar ketika Noe kecil makin sering diskusi dengan CN.
Setelah lulus SMP di Lampung, Noe memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Yogya. Tahun 1998, kemudian Noe melanjutkan jenjang pendidikannya ke University of Alberta, Kanada dengan mengambil konsentrasi bidang Matematika. Namun rupanya, kakak dari Haya, Obal dan Rampak ini belum puas. Selain itu, karena otaknya yang memang terbilang encer, Noe menambah konsentrasi di bidang lain yakni Kimia. Selain itu di negeri bule itu, Noe belajar tentang musik teknologi.
Tahun 2004, vokalis yang bercita-cita ingin memiliki pusat riset ilmu pengetahuan ini kembali ke tanah tumpah darahnya. “Ide-ide tentang ilmu yang dulu saya pelajari di Kanada tak kumpulin di HP. Entah kapan punya kesempatan untuk merealisasikan ide itu,” tandas pria kelahiran 10 Juni 1979 ini.
Noe mengaku sebenarnya ia bukan orang yang punya talenta di dunia musik dan hanya sebatas suka mendengarkan musik. Sebelumya ia lebih enjoy menjadi sosok di belakang layar dari pada tampil di atas hiruk-pikuk panggung.
Sebagai tempat pelampiasan bermusik, Noe memanfaatkan studio Kyai Kanjeng, grup musik milik ayahnya sebagi tempat praktiknya. Kreasi hobinya tak sia-sia. Lagu-lagu yang sekarang ngetop dibawakan Letto merupakan hasil kreativitasnya.
Nah, Malam minggu pekan ini (14/4), Letto yang beranggotakan juga Patub (gitar), Arian (bass), dan Dedi (drum), akan tampil perdana di Kota Padang. Tiketnya seharga Rp50 ribu. Pertunjukan musik yang juga dalam perayaan HUT Classy FM itu bertajuk “X Mild Noize Expression with Letto”. (hsn)
http://www.padangekspres.co.id
LETTO on Facebook
Thursday, April 12, 2007
Letto Tampil Perdana di Padang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment